Oleh: Ardinan, S.Pd.I,M.Pd, Wakil Ketua PDM Pasaman Barat 2022-2027, Ketua LPCR PDM Pasaman Barat 2020-2022
Masjid (termasuk juga Mushalla/Langgar/Surau) dan Ranting adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, bahkan saling menguatkan, sebagai model pembinaan di akar rumput (cabang-ranting) pasca muktamar 48 di Solo. Secara manajemen, pengelolaan Masjid dan Mushalla Muhammadiyah , dominan dilakukan oleh Ranting.
Persentase pengelolaan Masjid secara Nasional: Masjid dan Mushalla yang dikelola oleh Ranting sebanyak 63,1 % sedangkan cabang hanya mengelola 24,1 %. AUM 7,8 %. Daerah 4,6 % . Wilayah 0,5 % (Sumber: bahan Rakernas LPCRPM). Dengan demikian Masjid dan Mushalla, sungguh tak bisa dipisahkan jika kita ingin memperkuat akar rumput.
Ranting dan Masjid mesti mendapatkan perhatian dan keseriusan dari kita semua, baik unsur Pimpinan maupun warga bahkan simpatisan. Karena Masjid bukan hanya sebagai tempat beribadah, tapi juga tempat perkaderan, pemberdayaan ummat, begitu dalam pandangan persyarikatan.
Perhatian yang perlu kita berikan dalam pandangan al-Qur’an dengan istilah Memakmurkan, “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan shalat, menunanikan zakat, serta tidak takut (kepada siapapun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S:9:18).
Bagaimana caranya memakmurkan Masjid di Ranting Muhammadiyah, paling tidak untuk saat ini, bisa dilakukan dengan dua cara:
Pertama, Memakmurkan dalam artian membangun Fisik Masjid.
Memang cara pertama ini tidaklah cara yang paling utama menurut sebahagian orang. Tapi melihat kondisi di beberapa Masjid Muhammadiyah yang berada di ranting, dalam keadaan membangun, memperbaiki, memperindah fisik masjid, dengan tujuan agar jama’ah lebih nyaman, lebih khusuk dalam beribadah. Cara pertama ini tetap diperlukan.
Sabtu, 16 Maret 2024 yang lalu, kami PDM Pasaman Barat melakukan kunjungan Safari Ramadhan ke Masjid Taqwa Muhammadiyah PRM Desa Baru, Sumatera Barat, berbatasan dengan Sumatera utara. Kami menyaksikan bagaimana Pimpinan Ranting, sedang berjuang, berupayan membangun Masjid, karena bangunan masjid yang lama sudah tidak refresentatif lagi (sempit dan rawan banjir), syukurlah pada kesempatan itu, salah seorang rombongan safari ramdhan PDM Pasbar, yakni H. Refri Andesta (Ketua Majelis Ekonomi PDM) yang juga pengusaha/pedagang di Pasbar, secara spontan bersedia menjadi donator untuk pengadaan batu bata masjid. Begitu juga mungkin dengan beberapa masjid lainnya. Mereka masih membutuhkan bantuan para muhsinin untuk donasi bangunan masjid. Bisa jadi hal ini juga masih banyak terjadi di berbagai masjid Muhammadiyiah di seluruh Indonesia.
Dengan kata lain cara pertama ini masih dibutuhkan untuk saat ini. Bahkan Rasulullah SAW menyampaikan dalam hadistnya “Barangsiapa yang membangun Masjid Allah, kelak akan dibangun rumah baginya di Surga”
Kedua, Memakmurkan dalam artian membangun non Fisik Masjid
Cara kedua ini, bisa dilakukan dengan aktif melaksanakan berbagai ibadah di Masjid, seperti shalat, mengikuti pengajian, tadarus al-Qur’an. Dan bahkan lebih baik lagi dapat menjadikan masjid sebagai tempat perkaderan generasi muda, tempat rapat-rapat ranting, bahkan membangun kemandirian, pemberdayaan jama’ah dari masjid. Membagun kemandirian ekonomi jamaah dan warga Masyarakat melalui program zakat, infaq dan sedekah yang dimiliki masjid. Masjid menjadi pusat keunggulan, masjid menjadi pemberi Solusi atas berbagai permaslahan ummat. Dengan kata lainnnya masjid bukan hanya Makmur dari segi keramaian jamaah beribadah, tetapi juga dapat memakmurkan jamaah.
Dengan aktif memakmurkan masjid, kedua cara tersebut. Harapan semoga kita senantiasa menjadi orang-orang yang mendapat petunjuk, sebagaiman akhir ayat Q.S:9;18 diatas dapat kita capai. InsyaAllah.