Oleh: drh. H. Baskoro Tri Caroko
LPCR.OR.ID – Pada Rabu 7 Mei 2025, saya mewakili ADHPI (Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia), sebagai koordinator wilayah Jabodetabek & Banten berkesempatan hadir pada FGD (Focus Group Discussion) dengan tema “ Penerapan One Health Dan Pengendalian Penyakit Avian Influenza Di Pasar Tradisional Dan Rumah Potong Hewan Unggas Skala Kecil Untuk Resiliensi Sistem Kesehatan Dan Kesiap Siagaan Darurat Pandemik” di IPB International Convention Centre, Botani Squere Building Bogor Jawa Barat
FGD merupakan kerjasama antara Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia dan perguruan tinggi di Belanda (Wageningen University And Research dan Ultrech University) dengan koordinator prof. drh. Srihadi Agungpriyono ph.D, dari Indonesia untuk melakukan penelitian yang bertujuan mengembangkan dan membentuk Kader Kesehatan Unggas (Kader KU) berbasis masyarakat untuk mendorong sistem kesehatan terintegrasi melalui pendekatan One Health antara manusia, hewan dan lingkungan di desa, terkait kesiap siagaan darurat penyakit zoonotic highly pathogenic avian Influenza.
Disampaikan oleh drh. Imron Suandy, MVPH selaku Direktur Kesehatan Hewan, Kementrian Pertanian dalam sambutannya secara daring menyampaikan, sedang terjadi pandemi Avian Influenza di banyak negara, terjadi penurunan populasi besar besaran, akibatnya suplai turun ektrim demand tetap, sehingga selanjutnya timbul lonjakan kenaikan ektrim harga telur dan daging ayam di negara tersebut. Sementara kondis di Indonesia relative masih aman terkendali melalui kerjasama semua pihak dan penerapan vaksinasi. Tetapi pemerintah tetap waspada terhadap peluang terjadinya mutasi virus, dengan monitoring dan update produksi vaksin AI clade lokal terbaru bersama Pusvetma Surabaya.
Prespektif BTC sebagai kader Muhammadiyah yang berkhidmat di LPCRPM, bahwa keberadaan pasar tradisional dan rumah potong unggas skala kecil tersebut adalah urusan penting karena merupakan sentra pemberdayaan ekonomi UMKM, menjadi salah satu rantai distribusi telur dan daging unggas sebagai penyedia sumber protein hewani berkualitas tinggi dengan harga terjangkau yang diandalkan untuk mengatasi stunting dan mewujudkan ketahanan pangan serta menyediakan peluang beragam pekerjaan khususnya bagi UMKM dan komunitas akar rumput,. Sehingga wajib untuk diperhatikan.
Dengan semangat QS Al Maun menjadi motivasi bagi BTC yang berprofesi sebagai Poultry Technical Consultant untuk memperhatikan hilirisasi sektor bisnis perunggasan, sehingga merasa berkewajiban memberikan sumbang saran sebagai berikut
- Agar penelitian tersebut memiliki added value bagi RPHU kecil dan pasar tradisional
- Mobil ayam bersih steril, untuk mencegah penularan dari pasar kekandang juga sebaliknya
- Stock ayam di pasar tidak berlebihan, kebersihan kandang penampungan wajib diperhatikan
- Liflet dan spanduk bukan info penyakit, tetapi berisi budaya bersih supaya sehat dan aman
- Program kerja untuk kader KU agar lebih sederhana supaya dipahami dan mudah dikerjakan
- Disediakan blanko checklist SOP bagi kader sehingga mudah monitoring dan evaluasi
Dengan izin Allah SWT semoga sumbang saran BTC dan hasil diskusi dalam FGD tersebut bermanfaat membantu proyek penelitian yang hendak dilakukan, menjadi jalan kebaikan pemberdayaan ekonomi masyarakat, mendukung terwujudnya kedaulatan ekonomi dan ketahanan pangan di desa, membantu meningkatkan kesejahteraan pemilik RPHU skala kecil, karyawan, para pedagang di pasar tradisional serta pengembangan UMKM sehingga mampu menggerakan ekonomi pada komunitas akar rumput, mendorong usahanya agar lebih lancar, aman, selamat, sehat wal afiat serta terhindar dari berbagai macam kerugian akibat penyakit zoonosis yang dikenal sebagai Highly Pathogenic Avian Influenza.
drh. H. Baskoro Tri Caroko, pengurus LPCRPM PP Muhammadiyah pemberdayaan ekonomi, seni & budaya, profesi Poultry Business & Technical Consultant dan penggagas Usaha Ayam Petelur Untuk Kaum Dhuafa.