Oleh: Baskoro Tri Caroko, LPCRPM PP Muhammadiyah, Bidang Pemberdayaan Ekonomi, Seni & Budaya.
Bekerja adalah suatu keadaan yang diinginkan oleh semua orang, karena dengan bekerja kita berharap bisa menikmati hasilnya, mengambil upah, memperoleh laba, menerima gaji, menghasilkan karya yang bernilai jual, atau mendapatkan manfaat dari apa yang sudah kita kerjakan.
Tapi dalam perjalanan hidup ini, seringkali harus menghadapi kenyataan bahwa apa yang kita kerjakan ternyata hasilnya tidak sesuai harapan, sehingga merasa kecewa, sedih, hopless, emosi, marah, dan biasanya diakhiri dengan menyalahkan orang lain.
Coba kita renungkan, jika kesuksesan itu adalah 100% berkat kehebatan manusia, seharusnya tidak ada kegagalan, manusia pasti selalu sukses disetiap kali mewujudkan keinginannya. Tetapi faktanya tidak demikian, banyak yang berhasil sukses, dan tidak sedikit yang gagal belum berhasil
Bagaimana dengan kondisi perekonomian di sektor perunggasan, sektor yang diandalkan dengan produksi telur dan daging ayam untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat dan mencegah stunting anak demi menjaga kualitas generasi bangsa ini, apakah kondisinya sedang baik baik saja, berhasil sesuai harapan atau justru terjadi sebaliknya?
Fakta sekarang ini peternak mandiri terus merugi, kemitraan juga tidak untung, penjualan DOC sepi, harga pakan mahal tak terbeli, kondisi serapan finish good juga sepi, suplai manufacturing processing tak lancar lagi, hasil yang diperoleh tidak cukup menutup biaya produksi, Padahal banyak orang hebat disana disetiap lini, tapi faktanya hampir disemua sektor bisnis merugi, siapa yang bakal disalahkan, atau seharusnya introspeksi, karena bisa jadi berawal dari mindset yang salah atau karena konsep yang keliru, yang dipaksakan karena nafsu, yang seharusnya tidak boleh dengan cara begitu.
Ada suatu rangkuman kunci keselamatan, sebagaimana disampaikan dalam QS Al Ashr, yang artinya, “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
Apabila semua yang terlibat pada sektor perunggasan selalu mengerjakan amal sholeh, melakukan pekerjaannya cukup dengan cara yang baik saja, menjaga hubungan baik dengan Allah SWT (hablun minAllah) yang sudah seharusnya disembah dan di per Tuhan kan, juga selalu menjaga hubungan dengan sesama manusia (hablun min an-nas), memiliki rasa empati, lebih peduli, mau saling mengisi dan menguatkan.
Hal yang tidak kalah penting adalah fokus pada upaya meningkatkan kualitas diri, agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi, menjalankan usahanya dengan bermartabat, berperadaban tinggi, sehingga menjadi kolaborasi energi kebaikan dengan kekuatan luar biasa besar untuk menyelesaikan semua masalah yang terjadi, bersinergi membangun masa depan atmosfir bisnis perunggasan agar menjadi sektor yang profitable, makmur dan memakmurkan, sejahtera dan mensejahterakan, sukses dan mensukseskan, yang berkat rahmat Allah SWT mendukung terwujudnya ketahanan pangan yang berdaulat dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bukankah manusia juara yang terhebat itu adalah sosok manusia yang bermanfaat bagi orang lain?
Sebagaimana sabda Rosulullah Muhammad SAW, yang artinya Artinya: “Sebaik Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain.”
Jika yang besar membimbing bukan menterlantarkan, yang berkuasa melindungi bukan menindas, yang perkasa membebaskan bukan menjajah. Yang kaya siap memberdayakan bukan memperbudak, yang pintar memajukan bukan membodohi, maka kelima orang tersebut adalah orang hebat sejati.
Membimbing, Melindungi, Membebaskan, Memberdayakan, dan Memajukan siapapun kaum lemah, adalah mandat dalam QS Al-Ma’un, untuk itu dengan semangat QS Al Maun, mari kita benahi kondisi perekonomian sektor perunggasan ini , semoga dimudahkan semua urusan kita, dan Allah SWT pasti tidak akan menterlantarkan siapapun yang menebar kebaikan dimuka bumi ini,
Nuun Wal Qolami Wama Yasthuruun, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakuh
Sumber gambar: Unsplash