LPCR.OR.ID – Program Tarawih Berjamaah ini menjadi bagian dari program keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keimanan umat Islam, khususnya dalam menjalani ibadah di bulan suci Ramadhan. Pada hari Sabtu (1/3) dalam kesempatan kali ini Ustadz Dr. H. Nur Kholis, S.Ag., M. Ag. (Wakil Rektor UAD | Majelis Tarjih & Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah) selaku penceramah tarawih menyampaikan materi yang berjudul “Tantangan Pada Kehidupan Saat ini” di Masjid Islamic Center UAD dan siaran langsung Youtube Masjid Islamic Center UAD.
Pada prolognya disampaikan bahwa rukun Islam itu oleh para ulama dibagi lagi menjadi tiga pembagian besar yaitu: pertama ibadah saksiyah meliputi syahadat dan salat, kedua ibadah ijtimaiyah meliputi puasa dan zakat, ketiga haji disebut dengan ibadah siyasah.
“Para ulama memasukkan puasa dalam kategori ibadah ijtimaiyah sekalipun ibadah ini dalam rangka memenuhi perintah Allah mendekatkan diri kepada Allah tetapi ibadah ini fokus tujuannya adalah pada ijtimaiyah yaitu sosial kemasyarakatan.” Terangnya.
Maka puasa yang dilaksanakan pada Bulan Ramadhan ini dalam rangka untuk membangun kedekatan hamba dengan Allah juga membangun kedekatan dengan sesama umat manusia. Sehingga menjadi landasan ibadah puasa dimasukkan ke dalam ibadah ijtimaiyah atau ibadah sosial kemasyarakatan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 112
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُواْ إِلاَّ بِحَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآؤُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأَنبِيَاء بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.”
Nur Kholis juga menyampaikan beberapa poin menghadapi tantangan zaman, yakni ada tiga tantangan hari ini, pertama adalah kesepian dan keterasingan sosial, kedua stress akibat beban hidup yang berat, dan ketiga hilangnya nilai-nilai spiritualitas karena digantikan dengan nilai-nilai yang lain. Allah SWT berfirman:
فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ
Artinya:
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Al Baqarah: 152)
“Ayat ini mengingatkan bahwasanya Allah itu dekat, sehingga kita tidak merasa kesepian di tengah hiruk zaman. karena di manapun dalam kondisi apapun Allah bersama kita.Kemudian, ada hal yang tidak boleh ditunda yaitu shalat, ketika waktunya sudah tiba jadi sekalipun nanti tersibukkan oleh urusan-urusan duniawi, pekerjaan-pekerjaan yang menumpuk, kalau sudah waktunya shalat, segera shalat. Hal ini adalah cara mengatur keseimbangan hidup.” Tegasnya.
Terakhir disampaikan bahwa dengan puasa dapat menjalin kedekatan seorang hamba dengan Allah SWT terkhusus pada puasa di bulan Ramadhan ini. Menjalin kedekatan dengan sesama manusia khususnya keluarga, teman-teman dekat, tetangga, maka puasanya akan berhasil karena takwa itu pada surat Ali Imran maupun al-baqarah menyebutkan bahwa hablum minallah hablum minannas. Dua hal ini yang menjadi taruhan seorang hamba dan tantangan di masa sekarang. Nur Kholis berharap kepada para jamaah untuk bisa manfaatkan momentum romadhan ini untuk membangun kedekatan dengan Allah dan dengan umat manusia. (Fina Dwi)