LPCR.OR.ID – Desa Blimbingrejo di Kabupaten Jepara tidak hanya dikenal sebagai pusat seni dan budaya, khususnya dalam ukiran, tetapi juga sebagai sentra pertanian. Sejak tahun 1980, desa ini telah menjadi pusat produksi ukir gebyok di Jepara, dengan lebih dari 300 pengrajin aktif sampai saat ini. Di tengah dinamisnya kegiatan tersebut, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Blimbingrejo hadir sebagai salah satu ranting di bawah naungan Cabang Muhammadiyah Nalumsari, dengan lebih dari 3.000 jamaah aktif yang terlibat dalam kegiatan dakwah di desa ini.
Untuk mendukung dakwah di Blimbingrejo, PRM memiliki berbagai organisasi otonom (ortom) lengkap, seperti Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah. Organisasi-organisasi ini memiliki peran penting dalam mendukung berbagai kegiatan dakwah di tingkat ranting. Tim media yang dimiliki PRM juga memainkan peran strategis dalam penyebaran dan pengembangan dakwah, baik di tingkat lokal maupun lebih luas.
Salah satu keunikan dari PRM Blimbingrejo adalah pengajian rutinnya yang terstruktur dengan baik. Mengingat besarnya jumlah jamaah, PRM membagi mereka ke dalam sembilan kelompok pengajian. Pengajian umum di Ranting Blimbingrejo terbagi menjadi dua jenis utama. Pertama, Pengajian Selapanan di Masjid Baitul Muttaqin diadakan pada Malam Jumat Pon dengan pembicara Bapak Noor Muslikan (Ketua PDM Kudus), dan Malam Jumat Kliwon dengan Ustaz Taufiqurrahman dari Kudus. Pengajian ini mengumpulkan seluruh jamaah dari sembilan kelompok pengajian. Kedua, Kajian Ahad Pagi diadakan setiap Ahad pertama bulan tersebut, menampilkan pembicara dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), atau bahkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP). Pelaksana teknis kegiatan ini adalah Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah Blimbingrejo. Selain pengajian umum, masing-masing kelompok (Kelompok 1–9) juga mengadakan pengajian bulanan sendiri untuk memperdalam pemahaman agama di tingkat jamaah.
PRM Blimbingrejo telah menjadi motor penggerak dakwah dan pemberdayaan masyarakat di Desa Blimbingrejo. Dengan dukungan organisasi yang kokoh, pengelolaan zakat yang profesional, serta pengajian yang terstruktur, ranting ini berhasil menciptakan harmoni antara spiritualitas dan kemandirian sosial-ekonomi. PRM Blimbingrejo bukan hanya pusat kegiatan keagamaan, tetapi juga inspirasi bagi ranting lainnya untuk terus bergerak maju.
Sumber Gambar : suaraaisyiyah.id