Selasa, 7 Oktober 2025 menjadi malam yang penuh semangat dan makna bagi keluarga besar Muhammadiyah. Melalui forum penjurian Cabang-Ranting Masjid (CRM) Award ke-6, para pimpinan cabang dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul secara daring, bukan sekadar untuk dinilai—tetapi untuk saling belajar, berbagi, dan menginspirasi.
Acara dibuka oleh Pak Isngadi, sekretaris LPCRPM PP Muhammadiyah, yang menegaskan bahwa CRM Award bukanlah ajang mencari siapa yang menang, melainkan wadah untuk mempererat silaturahmi dan menumbuhkan semangat kolaborasi antar PCM, PRM, dan pengelola masjid.
“Yang penting bukan siapa juaranya, tapi bagaimana kita semua bisa saling belajar dan tumbuh bersama,” ujarnya dalam suasana hangat.
Penjurian yang dipimpin Pak Ahsan, bersama juri lainnya, menyoroti langsung kiprah dan inovasi cabang-cabang unggulan. Setiap PCM diberi waktu 5–7 menit untuk mempresentasikan keunggulannya—mulai dari penguatan dakwah, pendidikan, hingga pemberdayaan ekonomi umat.
Dari Babulu yang gigih berdakwah meski di daerah terpencil, Sunggal dengan aset Rp 20 miliar dan Korps Mubaligh tangguh, hingga Metro Barat yang menggerakkan ekonomi umat lewat swalayan dan koperasi dengan ratusan karyawan. Ada pula Kalirejo yang menginspirasi lewat program pemberdayaan buruh migran dan kampung muallaf, serta Bukit Kecil dengan manajemen keuangan sentralisasi yang jadi model transparansi dan kemandirian AUM.
Setiap cabang membawa cerita perjuangan unik—tentang semangat yang tumbuh di tengah keterbatasan, dan tentang bagaimana dakwah bisa berjalan seiring dengan kemandirian ekonomi dan sosial.
Dari hasil penjurian ini akan dipilih 15 PCM terbaik yang akan tampil di babak final di Banjarmasin, 13-16 November 2025. Namun, semua peserta sejatinya adalah pemenang: karena mereka telah membuktikan bahwa gerakan dakwah bisa menjadi gerakan pemberdayaan, dan masjid bisa menjadi pusat kemajuan umat.
CRM Award ke-6 bukan hanya lomba—ini adalah panggilan untuk seluruh cabang dan ranting Muhammadiyah di Indonesia agar terus berbenah, berinovasi, dan bergerak bersama membangun umat yang berkemajuan.
Mari jadikan masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi pusat peradaban. Mari jadikan cabang dan ranting kita unggul, mandiri, dan inspiratif.