Kesan Pertemuan LPCRPM PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Oleh: Ahsan Jamet Hamidi, Wakil Sekretaris LPCRPM PP Muhammadiyah
Lembaga Pengembangan Cabang, Ranting, dan Pemberdayaan Masjid (LPCRPM) PP Muhammadiyah adalah salah satu organ dalam struktur organisasi Muhammadiyah yang bertugas menata dan membangun strategi baru agar peran serta warga dan pengurus di tingkat Cabang dan Ranting dapat lebih optimal dalam mewujudkan kemaslahatan bagi umat. Keduanya memiliki peran signifikan, karena keduanya menjadi ujung tombak dalam implementasi kegiatan organisasi. Mulai dari proses rekrutmen anggota dan kaderisasi, menjalankan syiar kebaikan, hingga membangun sinergi dan kemitraan dengan organisasi lain di masyarakat. Wajah Persyarikatan Muhammadiyah akan terlihat dari performa Pengurus Cabang dan Ranting.
Awal tahun 2025, LPCRPM menyelenggarakan Rapat Kerja Pimpinan dalam format Forum Diskusi Terfokus di Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada Jumat, 3 Januari 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari pimpinan dan anggota LPCRPM serta perwakilan dari beberapa Organisasi Otonom, seperti Nasyiyatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan Hizbul Wathan.
Banyak persoalan yang didiskusikan untuk dicari solusinya dalam pertemuan ini. Salah satunya adalah bagaimana membangun sinergi antara Pengurus Cabang dan Ranting dengan lembaga lain di internal Muhammadiyah. Untuk itu, panitia menyediakan forum diskusi dengan Bapak Mariman Darto, Ketua Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Prof. Jebul Suroso, Rektor UMP terkait upaya membangun sinergi dengan Perguruan Tinggi. UMP, sebagai salah satu Universitas Muhammadiyah, memiliki Pusat Riset Pengembangan Cabang dan Ranting Muhammadiyah.
Selain itu, panitia juga mengundang perwakilan dari Kementerian Desa Tertinggal untuk membahas peluang pembangunan Cabang dan Ranting Muhammadiyah di beberapa desa tertinggal di Indonesia. Bersama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, kami mendiskusikan peluang untuk mengembangkan gagasan mengenai PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). Sebuah lembaga pendidikan nonformal yang dibentuk oleh, dari, dan untuk masyarakat. PKBM menjadi mitra kerja pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat.
Sesi Istimewa
Ada sesi istimewa dalam pertemuan ini. Panitia mengundang perwakilan dari Organisasi Otonom (Nasyiyatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Hizbul Wathan) untuk mendiskusikan peluang keterlibatan anak-anak muda dalam semua kegiatan yang digagas oleh Pengurus Cabang, Ranting, dan Pengelola Masjid Muhammadiyah. Hasilnya, tercapai komitmen tertulis yang ditandatangani bersama. Semua sepakat bahwa ke depan akan ada sinergi dan keterlibatan penuh dari masing-masing pihak untuk saling mengisi, menguatkan, dan memakmurkan masjid serta semua aktivitas Cabang dan Ranting di masyarakat.
Beberapa keistimewaan lain dalam setiap hajatan LPCRPM antara lain sebagai berikut:
Peserta Menginap di Masjid
Selalu ada peserta yang menginap di masjid sekitar lokasi pertemuan. Pak Kusnadi Ikhwani, “Provokator” Kemakmuran Masjid, adalah salah satu penggagas yang paling konsisten merawat tradisi ini. Ia dan kawan-kawannya tidak hanya menumpang tidur, tetapi juga aktif berdiskusi dan mencari solusi bersama pengurus masjid terkait persoalan yang menghambat proses pemakmuran masjid. Aksi pengurus LPCRPM ini selalu diikuti oleh banyak anak muda pegiat kemakmuran masjid. Pak Kusnadi memang memiliki daya tarik khusus dalam hal ini.
Pengajian Subuh di Masjid Terdekat
Ciri lainnya adalah adanya pengajian subuh di masjid terdekat yang diisi oleh anggota LPCRPM. Pada pertemuan ini pengajian subuh diadakan di Masjid Kampus dan diisi oleh Dr. Nurgiyatna. Pesan penting yang disampaikan adalah mengenai sikap kehati-hatian kita dalam merespons informasi yang beredar tanpa bisa dibendung di media sosial. Tidak mudah menilai benar atau salah dari semua informasi yang beredar. Para pembaca harus bijaksana sebelum mengambilsikap.
Penyajian durian dalam setiap pertemuan
Keistimewaan unik yang dimiliki oleh LPCRPM adalah tradisi menyajikan durian dalam setiap pertemuan. Para pengurus LPCRPM dikenal menyukai buah durian, sehingga keberadaan buah ini kerap menjadi hal yang tidak terlewatkan dalam pertemuan nasional. Meskipun ada makanan khas daerah setempat seperti empek-empek di Palembang, sroto, atau tempe mendoan di Purwokerto, durian selalu menduduki tempat istimewa di urutan teratas.
Ketua LPCRPM, Bapak HM. Jamaludin Ahmad, menekankan pentingnya kebersamaan yang tersirat dalam filosofi makan durian bersama. Seperti menikmati empek-empek Palembang, sroto Sukaraja, dan tempe mendoan Banyumas yang nikmat saat disantap ramai-ramai, demikian pula halnya dengan durian. Sensasi yang ditawarkan durian akan terasa lebih lezat saat dinikmati dalam kebersamaan.
Filosofi makan durian ini menyampaikan pesan penting bahwa dalam upaya memakmurkan kegiatan yang digagas oleh pengurus Cabang, Ranting, dan Masjid Muhammadiyah, semua harus dilandasi oleh semangat kebersamaan. Kemakmuran di segala bidang tidak akan pernah bisa dicapai hanya oleh satu orang, seberapa hebat pun dirinya. Upaya kolektif dan gotong royong menjadi kunci kesuksesan dalam mewujudkan tujuan bersama.