Oleh: Sofriyanto (Anggota LPCRPM Pimpinan Pusat Muhammadiyah)
LPCR.OR.ID – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Siraman, Cabang Wonosari, Gunungkidul, D.I. Yogyakarta sangat menarik, minimal bagi penulis, setelah sebelumnya berhasil meraih Juara Harapan 1 pada ajang Cabang Ranting Masjid (CRM) Award VI tahun 2025 di Banjarmasin yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid Pimpinan Pusat Muhamamdiyah. Dalam konteks kreasi dan inovasi, prestasi tersebut wajar ketika melihat langsung salah satu inovasi unggulan PRM Siraman, yakni Wisata Edukasi Religi Manasik Umrah dan Haji, program yang memadukan pembelajaran ibadah, rekreasi, wisata, pemberdayaan ekonomi warga, serta kemandirian ranting dalam satu paket kegiatan yang elegan dan menggembirakan.
Program Rutin Mingguan dengan Antusiasme Tinggi
Wisata religi ini diselenggarakan rutin setiap hari Sabtu, hanya satu kali dalam sepekan karena hari Ahad digunakan untuk kegiatan lain seperti pengajian Ahad pagi dll, namun Ketika peminatnya tinggi kadang juga penyelenggaraannya ditambah di hari Ahad. Keterbatasan sumber daya manusia membuat PRM Siraman memilih ritme yang realistis dan terjaga kualitasnya. Namun justru karena pengelolaan yang rapi dan pengalaman yang unik, minat masyarakat semakin tinggi. Hingga Januari 2026, sudah banyak peminat dari kelompok-kelompok jamaah masjid maupun kalangan persyarikatan dan AUM dari berbagai daerah yang ingin datang. Peserta yang hadir langsung disambut suasana religius nan menyenangkan. Jamaah perempuan mengenakan pakaian serba putih, sementara jamaah laki-laki menggunakan ihram yang disediakan oleh tim dari Ranting Siraman. Kehadiran pembimbing bersertifikat menjadikan materi dan praktik manasik semakin dapat dipertanggungjawabkan secara syar’i.
Rutenya Lengkap, Penyampaian Kreatif
Salah satu daya tarik program ini menurut penulis adalah alur manasik yang lengkap seperti perjalanan ibadah umrah dan haji yang sebenarnya. Peserta dipandu dari mulai seolah baru mendarat di Madinah, melanjutkan ibadah di Masjid Nabawi, lalu menuju Darul Birr sebelum masuk ke prosesi ibadah di Masjidil Haram seperti thawaf, sa’i, dan tahallul. Simulasi ini disampaikan dan dijalankan oleh tim dengan kemasan menyenangkan tanpa mengurangi kekhidmatan. Tim menata titik-titik perjalanan dengan rekayasa sederhana namun efektif sehingga peserta mudah membayangkan alur ibadah umrah dan haji secara rinci. Setiap penjelasan dipadukan dengan praktik langsung, membuat peserta merasa benar-benar sedang menapaki perjalanan spiritual yang nyata.
Outbound dan Games: Belajar dengan Cara yang Gembira
Keunikan lain yang membuat program ini diminati adalah penyisipan outbound dan games edukatif. Permainan-permainan sederhana dirancang untuk menumbuhkan kekompakan, ketelitian, dan refleksi diri. Peserta diajak bergerak aktif, tertawa bersama, sekaligus mengambil pelajaran moral yang relevan dengan nilai-nilai ibadah. Pendekatan seperti ini membuat suasana program lebih cair dan tidak monoton. Anak-anak, remaja, hingga orang tua bisa menikmatinya. Inilah bentuk dakwah menggembirakan yang sekaligus mencerdaskan.
Sentuhan Lokal yang Menghidupkan Pengalaman
Setelah rangkaian manasik selesai, peserta diajak menuju kebun kangkung. Di sana mereka dapat memetik sayuran sepuasnya. Dengan sedikit humor, panitia menggambarkan kebun itu sebagai “kebun kurma” yang dipetik jamaah saat berada di oasis. Sentuhan sederhana seperti ini membuat suasana lebih akrab dan meninggalkan kesan mendalam. Tahapan petik sayur ini menurut tim tidak hanya kangkung tapi bisa cabai atau pernah juga melon, menyesuaikan musim dan ketersediaan dari kebun milik warga. Dari petik sayur, selanjutnya peserta berpindah rute menuju Masjid As-Sholikhin salah satu masjid milik PRM Siraman yang cukup besar dengan halaman dan kebun yang luas serta terdapat balai TPA yang besar. Di masjid ini peserta menikmati makan siang khas Wonosari, yaitu nasi berkat berbungkus daun pisang dengan balutan daun jati. Sajian tradisional ini bukan hanya memanjakan lidah, tetapi juga menghidupkan suasana kebersamaan dalam bentuk yang sangat membumi. Dengan nada bercanda dan menghibur tim meminta kepada peserta untuk menikmati hidangan khas Wonosari dan membayangkan seolah-olah makanan khas Arab Saudi. Terakhir, rombongan diajak menuju WARUNGMU, usaha milik PRM Siraman yang menawarkan berbagai kebutuhan harian dan makanan khsa Wonosari dengan harga terjangkau denagn motto WarungMu: “Barang Enek, Rega Kacek” (barang tersedia, harga terjangkau). Dalam suasana penuh canda, lokasi ini digambarkan sebagai “pusat oleh-oleh Jeddah” versi Siraman. Dengan demikian, peserta menutup wisata religi dengan pengalaman berbelanja yang menyenangkan.
Dampak Ekonomi: Berkah untuk Warga dan PRM
Di balik inovasi dan kreasi wisata religi ini, tersimpan dampak ekonomi nyata bagi warga sekitar. PRM Siraman bukan hanya menjalankan kegiatan spiritual, tetapi juga telah dapat menggerakkan roda ekonomi lokal. Beberapa pihak dapat merasakan manfaat langsung antara lain: pemilik kereta odong-odong, yang rutin disewa untuk mengangkut jamaah dari satu titik ke titik manasik lainnya; petani lokal, karena panitia membeli hasil kebun warga seperti kangkung, cabai, dan melon untuk kebutuhan kegiatan yang dipetik oleh peserta wisata; penyedia konsumsi, yang mendapatkan pesanan makanan secara berkala; penyedia pencucian pakaian (laundry), yang mendapatkan pesanan pencucian kain ihram; WARUNGMU, yang mendapatkan peningkatan transaksi belanja dari peserta wisata terlebih disediakan voucher hadiah (sepeda dll) untuk para pembeli; dan tentu PRM Siraman sendiri, yang memperoleh pemasukan untuk memperkuat kemandirian ranting. Model kegiatan semacam ini menunjukkan sinergi unik antara dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi. Program ibadah tidak hanya menguatkan spiritual, tetapi juga menghidupkan kesejahteraan warga.
Teladan Bagi Ranting Lain
PRM Siraman memberikan contoh bahwa ranting yang kecil namun kreatif dan inovatif dapat menghadirkan perubahan besar. Dengan inovasi yang sederhana namun konsisten, sebuah ranting bisa memberi manfaat luas bagi jamaah dan masyarakat. Keterbatasan bukan penghalang, tetapi pemicu hadirnya gagasan-gagasan baru yang lebih relevan dan ramah jamaah.
Wisata Edukasi Religi Manasik Umrah dan Haji di PRM Siraman menjadi bukti bahwa dakwah dapat dikemas secara menyenangkan, mendidik, dan memberdayakan. Program ini bukan hanya mengajarkan ibadah, tetapi juga menebar semangat kebersamaan, kemandirian, dan kepedulian sosial. PRM Siraman telah menghadirkan model pembinaan jamaah yang layak menjadi inspirasi bagi ranting-ranting Muhammadiyah di berbagai daerah.
