Oleh: Drh H Baskoro Tri Caroko
National Poultry Technical Concultant, LPCRPM PP Muhammadiyah Bidang Pemberdayaan Ekonomi
Pada hari Jumat sore, 17 Mei 2024, saya berangkat dari Jakarta dan bertemu dengan Pak Safar Nasir di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Pak Safar harus berangkat dari Surabaya karena penerbangan dari Yogyakarta penuh. Di Makassar, kami dijemput oleh Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Parepare dan singgah di sebuah restoran untuk makan malam. Menu makanan terdiri dari berbagai olahan ikan laut, khas kuliner Sulawesi Selatan. Kami kemudian bermalam di Parepare.
Universitas Muhammadiyah Parepare resmi berdiri pada tanggal 10 Mei 1999/24 Muharram 1420 H, berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor 86/D/0/1999. Universitas ini merupakan perubahan bentuk dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Parepare yang didirikan pada tanggal 9 September 1963.
Pada hari Sabtu, 18 Mei 2024, kami menghadiri FGD di Universitas Muhammadiyah Parepare. Ruangan FGD tidak terlalu besar dan meja serta kursi ditata dalam formasi huruf U, memungkinkan interaksi yang intensif, efektif, dan interaktif antara peserta dengan narasumber dan moderator. Acara dimulai pukul 09.00 WITA.
Rektor Universitas Muhammadiyah Parepare, Prof. Dr. H. Jamaluddin Ahmad, dalam sambutannya menekankan tantangan pendidikan yang semakin berat. Beliau menyampaikan pentingnya inovasi dalam sistem pembelajaran akademik yang terintegrasi dengan penelitian dan pengabdian masyarakat. Sambutannya membuat para peserta semakin bersemangat mengikuti acara FGD.
Dalam FGD tersebut, dijelaskan bahwa pemberdayaan ekonomi bukan hanya kerja sosial, melainkan bisnis. Muhammadiyah berperan sebagai motor penggerak ekonomi komunitas akar rumput, dengan memberikan akses sumber daya berkualitas dan murah, akses pasar potensial dan aman, serta sistem tata niaga yang kondusif. Harapannya, komunitas tersebut bisa terlibat dalam keputusan ekonomi, lebih berdaya, dan mampu membayar zakat, sesuai dengan amanat QS Al-Ma’un.
Dalam sesi tanya jawab, terungkap bahwa Sulawesi Selatan memiliki potensi besar dengan sumber jagung melimpah, dedak berkualitas tinggi, dan banyak tempat pelelangan ikan. Potensi ini dapat dikembangkan sebagai sumber bahan baku pakan untuk ayam petelur komersial self-mixing. Meskipun masih banyak yang ingin dibahas, acara terpaksa ditutup pada pukul 16.00 WITA.
Melalui tulisan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Universitas Muhammadiyah Parepare, Universitas Muhammadiyah Bone, Universitas Muhammadiyah Bulukumba, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang, Universitas Muhammadiyah Sinjai, LP UMKM, MEBP, MPM, LAZISMU, PDM Kota Parepare, PDM Kabupaten Sidrap, PDM Kabupaten Enrekang, PDM Kabupaten Pinrang, dan PDM Kabupaten Barru. Terima kasih juga kepada panitia penyelenggara dan semua pihak yang terlibat. Semoga Allah SWT memudahkan urusan kita dan program pemberdayaan ekonomi berbasis telur dan ayam di tingkat ranting dapat terwujud dan sukses. Aamiin.