Ikuti Semarak Lomba CRM Award 2025 | Menangkan Hadiah Total Rp54 Juta!

Q
Logo Lpcr New

Kantor Jogja

Jalan KH. Ahmad Dahlan
No. 103 Yogyakarta 55262

Hubungi Kami

(0274) – 375025
0857 2963 8181 (WA)

Tanggulangin, 19 Oktober 2025 — Masjid Ikhwanul Muslimin di Desa Kalidawir, Tanggulangin, kembali menjadi saksi lahirnya semangat baru dakwah kader muda Muhammadiyah. Setelah hampir empat tahun tanpa kegiatan, masjid ini menjadi tuan rumah pembukaan dan launching Pengajian Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Tanggulangin yang digelar pada Ahad malam (19/10/2025).

Kegiatan perdana tersebut mengangkat tema “Ikhlas dan Istiqomah Menuntut Ilmu” dengan menghadirkan Ustadz Aditya Abdurrahman, founder Better Youth Foundation sekaligus inisiator gerakan Main ke Masjid. Kehadiran beliau menjadi energi baru bagi generasi muda Muhammadiyah untuk menjadikan masjid bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat pembinaan, edukasi, dan penguatan karakter keislaman.

Masjid Sebagai Pusat Aktivitas Dakwah dan Kaderisasi

Masjid Ikhwanul Muslimin selama ini dikenal sebagai salah satu masjid aktif di kawasan Tanggulangin yang menjadi wadah berbagai kegiatan keagamaan dan sosial. Namun, selama empat tahun terakhir, kegiatan pengajian lintas ortom sempat terhenti karena berbagai kendala. Kini, melalui kolaborasi AMM, masjid tersebut kembali hidup dan ramai oleh semangat dakwah anak muda Muhammadiyah.

Ketua Pengajian AMM Tanggulangin Moch Hidayatul Rizky menyampaikan rasa syukur atas kembalinya semangat kebersamaan di lingkungan masjid.

“Kita adalah kader terbaik Muhammadiyah. Kegiatan ini menjadi momentum kebangkitan agar kita bisa istiqomah setiap bulannya, menjadikan masjid sebagai pusat kaderisasi dan pembinaan keislaman,” ujarnya penuh semangat.

Rizky menjelaskan, kegiatan ini dirancang untuk rutin diadakan setiap bulan di masjid yang sama agar menjadi ruang konsolidasi lintas ortom — mulai dari Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Tapak Suci, hingga Hizbul Wathan.

“Dengan berpusat di Masjid Ikhwanul Muslimin, kita ingin membangun tradisi baru bahwa masjid bukan hanya tempat salat, tapi juga tempat belajar, berdiskusi, dan menebar manfaat,” tambahnya.

Ustadz Aditya Abdurrahman Ajak Jamaah Menemukan Makna Ikhlas dan Istiqomah

Dalam ceramahnya, Ustadz Aditya Abdurrahman menegaskan pentingnya peran masjid sebagai poros utama dakwah di era modern. Ia menyebut, kegiatan seperti pengajian AMM ini adalah contoh konkret bagaimana anak muda Muhammadiyah bisa menjadikan masjid sebagai ruang peradaban.

“Masjid harus menjadi tempat tumbuhnya generasi yang ikhlas dan istiqomah menuntut ilmu. Tempat kita belajar, berdiskusi, dan membangun umat. Bukan hanya sekadar tempat ritual, tapi juga tempat peradaban,” tuturnya.

Beliau menguraikan beberapa poin penting yang perlu dijaga oleh jamaah agar semangat menuntut ilmu tetap hidup di lingkungan masjid: Ikhlas berarti melakukan segala sesuatu dengan niat murni hanya karena Allah SWT. Istiqomah adalah keteguhan dalam menempuh jalan kebaikan dan menuntut ilmu meski dihadang kesulitan.

Ustadz Aditya juga memberikan tiga tips agar tetap istiqomah di jalan ilmu dan dakwah, yaitu: meluruskan niat hanya untuk Allah, mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, senantiasa memohon pertolongan dan bimbingan Allah dalam setiap langkah.

Pesan-pesan tersebut menjadi pengingat penting bagi jamaah yang hadir, bahwa semangat menuntut ilmu harus dihidupkan kembali dari masjid, sebagaimana tradisi para ulama terdahulu.

Dukungan PCM Tanggulangin untuk Gerakan Masjid

Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tanggulangin, Ustadz Hifni Sholihin, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif AMM dalam menghidupkan kembali kegiatan pengajian bulanan di Masjid Ikhwanul Muslimin. Menurutnya, kegiatan semacam ini menjadi langkah nyata dakwah komunitas yang berorientasi pada pembinaan generasi muda.

“Kami dari PCM Tanggulangin memberikan dukungan penuh. Ini adalah bukti nyata bahwa masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga tempat tumbuhnya kader persyarikatan. Semoga pengajian AMM Tanggulangin ini bisa menjadi contoh bagi wilayah lain,” ujarnya.

Beliau menambahkan, sinergi antar-ortom yang terjadi dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa semangat berjamaah dan bermasjid masih sangat kuat di kalangan kader muda. Dengan penguatan kegiatan di Masjid Ikhwanul Muslimin, diharapkan muncul kader dakwah yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan sosial.

Masjid Ikhwanul Muslimin, Simbol Dakwah dan Kebersamaan

Suasana malam itu terasa hangat dan penuh semangat kebersamaan. Jamaah dari berbagai ortom Muhammadiyah memenuhi area masjid, mendengarkan tausiyah dengan khidmat sambil meneguhkan komitmen untuk menjadikan masjid sebagai pusat gerakan keislaman.

Pengajian ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Ustadz Hifni Sholihin. Dalam doanya, beliau berharap agar langkah awal ini menjadi tonggak kebangkitan dakwah di tingkat cabang.

“Semoga Masjid Ikhwanul Muslimin terus menjadi pusat kegiatan yang produktif, melahirkan kader dakwah muda yang berakhlak, berilmu, dan siap berjuang di jalan persyarikatan,” ujarnya.

Dengan semangat ikhlas dan istiqomah, Pengajian AMM Tanggulangin menandai lahirnya kembali tradisi belajar dan berdakwah di lingkungan masjid. Masjid Ikhwanul Muslimin kini tak hanya menjadi tempat sujud, tetapi juga pusat pencerahan bagi generasi muda Muhammadiyah di Tanggulangin.

Penulis: Akhmad Hasbul Wafi

Bagikan