LPCR.OR.ID – PURWOKERTO – Dalam sambutannya di acara Rakerpim dan FGD LPCRPM Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jebul Suroso, Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto sekaligus Wakil Ketua LPCRPM Bidang Kerjasama dan Kemitraan, mengungkapkan bahwa tantangan dan pekerjaan rumah bagi Persyarikatan sangat besar. Salah satu masalah serius yang dihadapi adalah minimnya kader muda yang terlibat dalam kegiatan Muhammadiyah. “Kalau boleh saya katakan, 70% jamaah Muhammadiyah adalah usia tua,” ujarnya.
Jebul Suroso mengajukan pertanyaan penting kepada peserta mengenai bagaimana LPCRPM dapat menanggapi situasi ini, terutama terkait masa depan Muhammadiyah dalam sepuluh tahun ke depan. Sebagai langkah responsif, LPCRPM telah menginisiasi sekolah khusus bagi pengurus masjid, yang dikenal sebagai Akademi Marbot. “Alhamdulillah, UMP telah berpartisipasi dan mengirimkan peserta untuk memakmurkan Masjid kampus,” terangnya.
Keresahan ini juga dirasakan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dahlan Rais. Sebagai pengurus masjid di lingkungannya, Dahlan merasakan bahwa generasi muda Muhammadiyah kurang terlibat dalam kegiatan masjid. Meski jumlah masjid terus bertambah, mereka yang aktif datang adalah orang tua, bukan anak muda. “Apa penyebabnya? Apakah Muhammadiyah yang kurang menjangkau atau orang tua yang kurang membimbing anak-anaknya?” tanya Dahlan kepada peserta.
Dahlan menekankan pentingnya masjid sebagai benteng moral bangsa dan generasi muda. “Melalui forum ini, perlu dirumuskan strategi untuk meminimalkan dampak dari persoalan anak muda Muhammadiyah ini,” pesannya.
Ia juga mengamati bahwa setelah salat subuh, banyak anak muda yang masih berkumpul di tempat nongkrong alih-alih di masjid. “Saya sering melihat anak muda asyik di tongkrongan mereka sementara masjid sepi, padahal warung kopi ramai dengan anak muda,” tambah Dahlan. (gsh)