Dapatkan berita terbaru Cabang Ranting dan Masjid Muhammadiyah di WhatsApp

Q
Logo Lpcr New

Kantor Jogja

Jalan KH. Ahmad Dahlan
No. 103 Yogyakarta 55262

Hubungi Kami

(0274) – 375025
0857 2963 8181 (WA)

Kantor Jogja

Jalan KH. Ahmad Dahlan
No. 103 Yogyakarta 55262

Hubungi Kami

(0274) – 375025
0857 2963 8181 (WA)

Oleh: Sofriyanto, Ketua PRM Tirtonirmolo Barat

LPCR.or.id – Agenda Pak Mukardi kemarin Ahad pagi 19/11 (setelah malam sebelumnya menerima Muhammadiyah Award tahun 2023 di Sportorium UMY) terpantau oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Tirtonirmolo Barat Kasihan Bantul. Pak Mukardi kemarin pagi teragenda berkunjung ke Pedukuhan Jeblog Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul untuk menemui sahabat lamanya (Bapak Mantoro) yang pernah membantu berjuang dan merintis sekolah-sekolah Muhammadiyah di pedalaman Muara Padang Banyuasin Sumatera Selatan.

Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah Tirtonirmolo Barat yang menyelenggarakan Pengukuhan PRM dan PRA 2022-2027 tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, maka dihadirkanlah Pak Mukardi pada Pengukuhan PRM dan PRA Tirtonirmolo Barat. Dalam kesempatan tersebut Pak Mukardi berbagi pengalaman bagaimana berjuang mengembangkan dakwah Muhammadiyah di daerah Muara Padang Banyuasin Sumarera Selatan, yang baru beberapa tahun ini dapat ditempuh 3-4 jam dari Palembang melalui darat, sebelumnya harus ditempuh 2 hari dengan perjalanan melalui sungai.

Pak Mukardi menyampaikan pengalaman menarik mendirikan puluhan sekolah sejak kedatangannya di Muara Padang tahun 1988 bersama sahabatnya, Pak Mantoro. Mereka berdua selalu berboncengan menggunakan sepeda motor menjangkau pedalaman menembus kebun sawit. Diantara kisah menarik yang disampaikan Pak Mukardi, ada sekolah yang didirikan hanya mendapat 1 siswa tetapi tahun berikutnya mendapat 44 siswa, dan seterusnya. Pernah juga Pak Mukardi mendirikan TK harus berpindah-pindah tempat karena ditolak, dan karena masalah lainnya.

Selanjutnya Pak Mukardi bercerita sekolahan yg dirintis waktu itu ada yang menggunakan kolong rumah (rumah panggung yang atasnya digunakan untuk tempat tinggal dan bawahnya untuk kegiatan sekolah TK). Karena sesuatu hal kemudian pindah ke tempat lain sampai berkali-kali pindah tempatnya. Di awal perjalanan mengarungi perjuangan tersebut, sahabatnya, Pak Mantoro kembali ke kampung di Bantul. Sejak saat itu Pak Mukardi mengarungi perjuangan sendirian tapi tidak menyurutkan semangatnya.

Pak Mukardi menutup silaturahmi di PRM-PRA Tirtonirmolo Barat dengan pesan:
Jangan berhenti walau kita sendiri,
Jangan berhenti walau kita dicaci, dan
Jangan berhenti walau banyak yang iri dan dengki.

Pak Mukardi, yang kini berusia 55 tahun selanjutnya berpamitan untuk melanjutkan perjalanan mudik menengok kampung halaman di Tuban sebelum kembali melanjutkan perjalanan ke Banyuasin.