ξ€š

Yuk dukung kreativitas peserta Lomba Vlog Cabang Ranting

Q
Logo Lpcr New


Kantor Jogja

Jalan KH. Ahmad Dahlan
No. 103 Yogyakarta 55262



Hubungi Kami

(0274) – 375025
0857 2963 8181 (WA)



Kantor Jogja

Jalan KH. Ahmad Dahlan
No. 103 Yogyakarta 55262



Hubungi Kami

(0274) – 375025
0857 2963 8181 (WA)

LPCR.OR.ID – PCM Ngaglik mendapat kesempatan menjadi salah satu presenter dalam Kongres CRM 2024, di mana mereka berbagi cerita tentang pembentukan Komunitas Gerakan Sodakoh Sampah (GSS) sebagai solusi atas permasalahan sampah yang belum terselesaikan.

Menurut Mabrur, perwakilan PCM Ngaglik, komunitas ini muncul dari keprihatinan mereka terhadap masalah sampah yang semakin meningkat di Kabupaten Sleman. “Komunitas ini dibentuk karena keresahan kami terhadap masalah sampah, mengingat Sleman menjadi daerah penghasil sampah terbesar di Yogyakarta,” ujar Mabrur.

Dalam presentasinya, PCM Ngaglik mengungkapkan bahwa Sleman menghasilkan sekitar 30 ton sampah setiap hari, kebanyakan dari sampah rumah tangga. Pada tahun 2023, PCM Ngaglik ditugaskan untuk membangun Komunitas Gerakan Sodakoh Sampah guna mengatasi masalah ini. Gerakan ini kemudian bekerja sama dengan AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah) dan secara resmi diluncurkan oleh Bupati Sleman serta Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

β€œGerakan ini kami mulai dengan mengumpulkan sampah dari rumah, kantor, dan sekolah. Setelah itu, sampah dipilah menjadi organik dan anorganik,” jelas Mabrur.

Saat ini, komunitas GSS memiliki 40 relawan dari berbagai latar belakang profesi, seperti guru, PNS, dosen, peneliti, konsultan, dan pengusaha. Selain kegiatan pemilahan sampah yang dilakukan setiap Minggu, PCM Ngaglik juga menyediakan mini school bagi anak-anak untuk belajar tentang isu-isu lingkungan dan pengelolaan sampah.

Selama satu tahun terakhir, PCM Ngaglik berhasil mengelola sebanyak 5,6 ton sampah, dengan total dana terkumpul mencapai Rp12 juta. Dana ini digunakan untuk membeli sayuran dan lauk pauk yang dibagikan kepada warga sekitar.

β€œDari pengelolaan sampah ini, kami bisa menghasilkan pendapatan rata-rata sebesar Rp1,6 juta hingga Rp2 juta per bulan,” tambah Mabrur.

PCM Ngaglik berharap lebih banyak komunitas Gerakan Sodakoh Sampah dibentuk di berbagai daerah, terutama di bawah naungan Muhammadiyah, agar bersama-sama dapat mengatasi masalah sampah di Indonesia.