Ikuti Semarak Lomba CRM Award 2025 | Menangkan Hadiah Total Rp54 Juta!

Q
Logo Lpcr New

Kantor Jogja

Jalan KH. Ahmad Dahlan
No. 103 Yogyakarta 55262

Hubungi Kami

(0274) – 375025
0857 2963 8181 (WA)

LPCR.OR.ID – Pada sesi kedua Kongres CRM di Banjarmasin, tanggal 14 November 2025, tema menarik diusung tentang bagaimana kaderisasi dilakukan melalui keluarga Muhammadiyah. Diskusi berfokus pada bagaimana keluarga Muhammadiyah menghasilkan kader biologis yang kemudian menjadi kader ideologis.

Landasan Teologis

QS An-Nisa ayat 9:

وَلْيَخْشَ ٱلَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا۟ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَٰفًا خَافُوا۟ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْيَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”

Ayat ini menekankan pentingnya kaderisasi dan menyiapkan generasi penerus yang dapat meneruskan dan merawat perjuangan Muhammadiyah.
Tanggung jawab moral dan spiritual untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah adalah inti pesan dari ayat ini, karena ketidaksiapan dapat menyebabkan kehancuran suatu organisasi atau masyarakat.

Pengertian “generasi lemah” mencakup kelemahan dalam keimanan, pengetahuan agama, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonomi. Ayat ini juga menekankan perintah untuk bertakwa dan berkata benar sebagai cara mempersiapkan generasi penerus, dengan mengindahkan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Berbicara dengan tutur kata yang benar, menggunakan perkataan yang benar, baik, lembut, dan penuh perhatian terhadap generasi penerus adalah kunci.

Ayat ini mengisyaratkan pentingnya pendidikan yang komprehensif untuk membangun generasi yang kuat, mandiri, dan berakhlak mulia, mencakup aspek spiritual, intelektual, dan keterampilan praktis (vokasional).

Model Kaderisasi yang Dilakukan di Muhammadiyah dari Peserta Meliputi:

  1. Mengajak generasi penerus untuk terlibat dalam kegiatan Muhammadiyah.
  2. Memberikan contoh melalui aktivitas Muhammadiyah.
  3. Sinergi dan sinkronisasi kaderisasi di AUM dan persyarikatan.
  4. Menjalin komunikasi yang akrab dan erat dengan generasi penerus untuk memperkuat kaderisasi di Muhammadiyah.
  5. Konsisten dalam melakukan kaderisasi di persyarikatan, baik melalui ORTOM, AUM, maupun keluarga.

Salah satu kutipan menarik dari Ketua PCM Babat (Ust. Arif) adalah bahwa kesuksesan pemimpin tidak hanya terletak pada mewariskan program, tetapi juga mewariskan keberlanjutan. Kaderisasi yang kuat akan menghasilkan Cabang, Ranting, dan Masjid Muhammadiyah yang hebat.

Bagikan