Ketika tiba bulan Ramadan, tentu kebanyakan umat Islam bersemangat dalam memulai shalat Tarawih berjama’ah di masjid dan musholla sekitar rumah. Memang terdapat perbedaan pendapat tentang jumlah raka’at shalat Tarawih.
Para ahli fikih berbeda pendapat tentang jumlah raka’at dalam shalat tarawih. Maka ada yang berpendapat bahwa jumlah raka’at dalam shalat tarawih adalah 8, 20 seperti pendapat Imam Ahmad bin Hanbal, Sufyan ats-Tsauri, Imam Abu Hanifah, dan Imam asy-Syafi’i, ada juga yang sampai 36 seperti pendapat Imam Malik.
Dalam hal ini Muhammadiyah memilih pendapat bahwa shalat Tarawih berjumlah 11 raka’at. Lalu bagaimana pembagian 11 raka’at ini ?
Pendapat Selain Muhammadiyah
Sebagian kalangan mengharuskan pelaksanaan shalat tarawih dan witir sebanyak 11 raka’at dengan tata cara 2+2+2+2+2+1 witir dan menganggap pelaksanaan dengan 4+4+3 witir keliru.
Pendapat Muhammadiyah
Pelaksanaan shalat tarawih dan witir sebanyak 11 raka’at dengan tata cara : 2 + 2 + 2 +2 +2 + 1 witir, atau 4+4+3 witir. Maka Muhammadiyah tidak menganggap keliru pembagian yang lain selama itu masih berjumlah terbagi dua raka’at atau empat raka’at.
Pendapat ini juga serupa dengan pendapat beberapa tokoh ulama seperti Muhammad Syamsul Haq al- Azhim Abadi, Imam ash- Shan’ani, Muhammad Abdurrahman al-Mubarakfuri, Muhammad Nashiruddin al- Albani, Prof. Dr. T.M Hasbi ash- Shiddieqy, dan A. Hassan.
Dari Abi Salamah bin Abdirrahman ketika bertanya pada ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anhuma-, “Bagaimana shalatnya Rasulullah –shallallahu ‘alayhi wa sallam- di bulan Ramadhan ? ‘Aisyah menjawab, “tidaklah Rasulullah –shallallahu ‘alayhi wa sallam- menambah baik di bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan lebih dari sebelas raka’at. Beliau shalat empat raka’at (sekali salam), maka janganlah kamu tanyakan bagus dan lamanya, kemudian beliau shalat lagi empat raka’at, maka janganlah kamu tanyakan bagus dan panjangnya, kemudian beliau mengerjakan shalat tiga raka’at. Kemudian aku berkata, “Wahai Rasulullah apakah dirimu tidur sebelum melakukan shalat witir ?”. Beliau menjawab, “Wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tertidur tetapi hatiku tidak tidur”. (HR Bukhari 3/59).
Sumber :
Buku “Perbedaan Muhammadiyah dan Salafi : Kumpulan Perbandingan Masalah Fikih” ditulis oleh Dr. H. Ali Trigiyatno dan Muhammad Utama Al Faruqi, Lc., M.Pd. diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah di tahun 2023.