Ikuti Semarak Lomba CRM Award 2025 | Menangkan Hadiah Total Rp54 Juta!

Q
Logo Lpcr New

Kantor Jogja

Jalan KH. Ahmad Dahlan
No. 103 Yogyakarta 55262

Hubungi Kami

(0274) – 375025
0857 2963 8181 (WA)

LPCR.OR.ID – BANJARMASIN – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. H. Agung Danarto, M.Ag., memberikan sambutan dalam pembukaan Kongres CRM Awards VI di Masjid Al Jihad, Banjarmasin, pada Jumat, 14 November 2025.

“Alhamdulillahirabbilalamin, hari ini merupakan hari yang sangat luar biasa bagi dinamika perkembangan persyarikatan Muhammadiyah, karena segenap kader terbaik berkumpul untuk saling bertukar informasi dan pengalaman. Mereka menunjukkan dedikasi dan pengabdian luar biasa, serta keikhlasan penuh dalam pengembangan persyarikatan Muhammadiyah,” ucapnya.

Beliau mengungkapkan hal menarik dari Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR), yakni tradisi mengadakan perlombaan cabang dan ranting.

“Walaupun tujuannya bukan sekadar mencari yang terbaik, tujuan utamanya adalah mendinamisasikan cabang dan ranting sekaligus menemukan prototipe cabang ranting ideal. Ini bertujuan agar nantinya dapat digunakan sebagai template yang diujicobakan di seluruh Indonesia,” jelasnya.

“Biasanya kalau hanya diberitahu, orang masih skeptis. Tetapi begitu ada contoh nyata, Muhammadiyah cepat mengembangkan atau meniru. Di Muhammadiyah, ATM populer (Amati, Tiru, Modifikasi). Itulah yang dibutuhkan oleh Muhammadiyah, profil cabang, ranting, dan masjid terbaik. Dengan profil yang jelas, lainnya dapat melakukan studi tiru, bukan studi banding, mengurangi biaya dan waktu untuk trial and error, sehingga langkahnya lebih cepat,” lanjutnya.

Ia juga menyarankan agar setelah kegiatan ini LPCR menerbitkan Buku Best Practice untuk cabang dan ranting, sehingga semuanya dapat meniru keunggulan masing-masing.

Dalam kesempatan itu, beliau juga mengungkapkan bahwa jumlah ranting masih minim, jauh dari yang diharapkan. Namun, untuk Wilayah, saat ini sudah selesai di 38 wilayah. “Terakhir saya berkunjung ke Papua Pegunungan, Wijaya, untuk mengukuhkan PWM yang ke-38. Alhamdulillah sudah selesai, tapi dari Papua Pegunungan PDM-nya belum ada. Jika kita memulai dari daerah terlebih dahulu, itu berat. PWM didirikan dulu dan ditugaskan untuk mendirikan daerah. Itu lebih ringan karena mereka lebih tahu,” ungkapnya.

Ketua PP Muhammadiyah juga menjelaskan arti negara bagi Muhammadiyah sebagai wasilah, media untuk menciptakan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

“Sehingga menjadi kewajiban Muhammadiyah untuk mengerahkan segenap daya dan upaya bagaimana menjadikan negara ini baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” tambahnya.

Bagikan