Oleh: Ardinan, S.Pd.I,M.Pd (Wakil Ketua PDM Pasaman Barat 2022-2027, Ketua LPCR PDM Pasaman Barat 2020-2022)
Masjid dan Mushalla Muhammadiyah yang berada di Sumatera, umumnya bernama Taqwa (kadang ditulis At-Taqwa/Takwa). Mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Pekan Baru, lampung, bahkan hingga Jakarta (termasuk yang di Kantor PP Muhammadiyah dahulunya bernama at-Taqwa, sekarang at-Tanwir). Tentu tanpa bermaksud meniadakan nama Masjid dan Mushalla Muhammadiyah lainnya. Taqwa telah menjadi nama ikon untuk Masjid Muhammadiyah. Apabila membaca nama masjid Taqwa, banyak masyarakat langsung mengira itu masjid didirikan oleh persyarikatan atau aktivis persyarikatan.
Dahulu, katanya sebelum diberi nama Taqwa, ada masjid bernama Masjid Jihad. Tapi takut nama Jihad bikin salah paham dan dianggap terlalu keras, jadi nama itu diganti. Nama Taqwa lah yang kemudian populer.
Kenapa namanya jadi Taqwa? Atau mungkin cukup jawabannya “untuk apalah sebuah nama” seperti syair itu. Tapi sebagai kader, lebih baik kita tanya dan cari hikmahnya, kenapa masjid Muhammadiyah biasanya diberi nama Taqwa?
Fungsi Masjid dan Mushalla Bagi Muhammadiyah
Persyarikatan Muhammadiyah memposisikan masjid dan mushalla sebagai amal usaha (AUM). Masjid berfungsi sebagai pusat dakwah, pendidikan, dan kaderisasi. Masjid dan Mushalla bagi persyarikatan diharapkan menjadi basis kegiatan seperti rapat, pengajian, pengkaderan, dan pemberdayaan terutama bagi warga di akar rumput, cabang, dan ranting, apalagi pimpinan. Denyut kehidupan cabang dan ranting meskipun dekat dengan masjid dan mushalla Muhammadiyah, barangkali ini juga menjadi latar belakang perubahan nama Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) menjadi Lembaga Pengembangan Cabang-Ranting dan Masjid (LPCRM) pada periode 2022-2027. Dengan kata lain, aktivitas dan penyelenggaraan masjid dan mushalla tidak bisa dilepaskan dari aktivitas cabang dan ranting di tingkat pimpinan persyarikatan.
Selain itu, Masjid Muhammadiyah juga berfungsi sebagai tempat pembinaan jamaah, serta sebagai pelayanan dan pemberdayaan umat. Dengan demikian AUM Masjid dan Mushalla Muhammadiyah terbuka untuk siapa saja dari kalangan umat Islam, siapa saja boleh beribadah, shalat, dan mendengarkan kajian di Masjid Muhammadiyah, meskipun bukan anggota atau kader Muhammadiyah. Namun dalam pengelolaan dan manajemen, tentu dilaksanakan oleh Muhammadiyah, seperti administrasi kepengurusan takmir masjid dan manhaj beribadah yang sesuai dengan putusan tarjih Muhammadiyah, karena sifatnya sebagai amal usaha bagi Muhammadiyah (AUM).
Hikmah dibalik nama Masjid Taqwa Muhammadiyah
Belum ditemukan baik dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah (HPT) maupun Fatwa tarjih dalam Tanya Jawab Agama (TJA) serta dokumen-dokumen Muhammadiyah lainnya latar belakang kenapa Masjid Muhammadiyah diberi nama Taqwa. Namun terdapat ayat Al-Qur’an yang mengaitkan Masjid dengan taqwa, yaitu surat At-Taubah ayat 108 yang artinya “Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya…”.
Buya Yunahar Ilyas selaku Ketua PP Muhammadiyah periode 2015-2020 pernah menyampaikan bahwa maksudnya adalah membangun masjid harus didasari motivasi mencari ridha Allah SWT, bukan karena motivasi duniawi atau untuk berbangga-bangga atau bermegah-megahan. Motivasi membangun masjid seharusnya adalah taqwa yang bisa berarti ketaatan kepada Allah SWT dan mengamalkan agama-Nya.
Bahkan Nabi Muhammad SAW pernah meruntuhkan Masjid Dhirar yang didirikan oleh orang-orang munafik dengan motivasi bukan karena taqwa, melainkan untuk memata-matai umat Islam dan menghancurkan Islam. Hal ini menunjukkan pentingnya membangun masjid hanya didasari motivasi taqwa semata.
Dengan demikian, bisa jadi Muhammadiyah umumnya memberi nama Taqwa untuk masjid dan mushallanya dalam rangka terus memotivasi niat membangun masjid harus didasari taqwa. Apabila masjid sudah terbangun, kemudian dilanjutkan dengan memakmurkan masjid dengan mengisi berbagai kegiatan untuk memperkuat taqwa umat muslim. Kegiatan tersebut di antaranya beribadah bersama secara aktif, pengajian, bahkan membantu jamaah yang membutuhkan bantuan dari jamaah lainnya, serta membantu menemukan solusi bagi jamaah yang masih kesulitan ekonomi dan hal-hal lainnya. Ini juga merupakan bagian dari taqwa. Dengan demikian, ini upaya untuk terus mempersiapkan diri menuju Allah SWT dengan membawa bekal taqwa sebagaimana firman-Nya “Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa” (QS. Al-Baqarah: 197).
Wallahu a’lam
Mari kita jadikan masjid taqwa, masjid yang makmur dan memakmurkan.
Sumber gambar: https://www.attaqwabjb.com/