Dapatkan berita terbaru Cabang Ranting dan Masjid Muhammadiyah di WhatsApp

Q
Logo Lpcr New

Kantor Jogja

Jalan KH. Ahmad Dahlan
No. 103 Yogyakarta 55262

Hubungi Kami

(0274) – 375025
0857 2963 8181 (WA)

Kantor Jogja

Jalan KH. Ahmad Dahlan
No. 103 Yogyakarta 55262

Hubungi Kami

(0274) – 375025
0857 2963 8181 (WA)

Kulon Progo – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kulon Progo menggelar pengajian rutin pada Rabu malam, 4 Juni 2025, yang menghadirkan Ketua Lembaga Pengembangan Cabang, Ranting, dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM), M. Jamaludin Ahmad, S.Psi., sebagai narasumber utama. Acara yang berlangsung di Aula Gedung PDM Kulon Progo, Jl. KH Ahmad Dahlan No.234, Dalangan, Triharjo, Kec. Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ini diikuti oleh sekitar 53 peserta dari berbagai unsur pimpinan dan organisasi otonom Muhammadiyah.

Hadirkan Berbagai Elemen Muhammadiyah

Pengajian ini dihadiri oleh jajaran Pimpinan PDM Kulon Progo, Penasehat PDM, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), serta pengurus dari masing-masing lembaga. Selain itu, turut hadir perwakilan organisasi otonom seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Tapak Suci, Nasyiatul Aisyiyah (NA), serta tamu undangan lainnya, sehingga suasana pengajian semakin semarak dan penuh keakraban.

Soroti Pentingnya Salat dan Pengelolaan Masjid

Dalam tausiyahnya, M. Jamaludin Ahmad menekankan pentingnya salat sebagai pilar utama ibadah yang menentukan nasib seorang Muslim di akhirat. Ia menegaskan bahwa salat merupakan bukti pengakuan dan penghambaan kepada Allah SWT, sekaligus fondasi utama dalam membangun kebahagiaan serta keberkahan hidup.
“Apapun aktivitas kita, termasuk rapat dan pertemuan seperti malam ini, harus memiliki nilai ibadah,” tegas M. Jamaludin Ahmad.

Beliau juga membahas dinamika pelaksanaan salat berjamaah, khususnya bagi perempuan, serta mengajak jamaah untuk saling menghormati perbedaan pandangan yang ada di tengah masyarakat. Muhammadiyah, menurutnya, memilih pemahaman tertentu berdasarkan kajian mendalam, namun tetap mengedepankan toleransi dan musyawarah dalam kehidupan bermasyarakat.

Kaderisasi Pengelola Masjid dan Inovasi Program

Lebih lanjut, M. Jamaludin Ahmad menyoroti pentingnya kaderisasi pengelola masjid, terutama dengan melibatkan generasi muda. Ia mencontohkan keberhasilan beberapa masjid di Indonesia yang telah menerapkan manajemen modern, ramah lingkungan, dan inklusif terhadap berbagai kalangan, termasuk penyandang disabilitas.
“Minimal, setiap masjid harus memiliki tiga anak muda yang aktif dalam pengelolaan dan program masjid,” ujarnya.

Program pelatihan dan akademi marbot juga didorong untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola masjid. Selain itu, inovasi dalam program-program masjid sangat diperlukan agar mampu menarik minat jamaah dan masyarakat luas.
“Pengelolaan masjid tidak harus selalu dilakukan oleh orang tua, namun perlu melibatkan anak muda yang memiliki semangat dan ide-ide segar. Kita perlu terus mendorong kaderisasi agar masjid menjadi pusat peradaban dan pembinaan umat yang dinamis,” tambahnya.

Harapan dan Penutup

Acara pengajian ini diakhiri dengan harapan agar seluruh peserta dapat mengambil hikmah dan mengimplementasikan pesan-pesan yang telah disampaikan, khususnya dalam mengelola dan memakmurkan masjid di lingkungan masing-masing. Pimpinan PDM Kulon Progo mengapresiasi kehadiran dan kontribusi M. Jamaludin Ahmad, serta berkomitmen untuk terus memperkuat kaderisasi dan sinergi antar lembaga Muhammadiyah di Kulon Progo.

Dengan semangat kebersamaan dan pembaruan, Muhammadiyah Kulon Progo bertekad menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas keagamaan, sosial, dan pemberdayaan masyarakat yang berkemajuan.


“Kita perlu terus mendorong kaderisasi agar masjid menjadi pusat peradaban dan pembinaan umat yang dinamis.”
— M. Jamaludin Ahmad, S.Psi.