Dapatkan berita terbaru Cabang, Ranting dan Masjid Muhammadiyah di WhatsApp

Q
Logo Lpcr New

Kantor Jogja

Jalan KH. Ahmad Dahlan
No. 103 Yogyakarta 55262

Hubungi Kami

(0274) – 375025
0857 2963 8181 (WA)

LPCR.OR.ID – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Tirtonirmolo Barat, Kasihan, Bantul, menggelar kegiatan bertajuk “Silaturahmi dan Konsolidasi Takmir Masjid/Musala Se-Ranting Muhammadiyah Tirtonirmolo Barat” pada 15 Desember 2025. Agenda ini dilaksanakan sebagai langkah konkret dalam memperkuat peran strategis masjid dan musala di tingkat ranting.

Kegiatan yang berlangsung di Masjid Al-Muthohar Kampung Bekelan—yang juga menjadi pusat perkantoran PRM Tirtonirmolo Barat—ini dihadiri oleh jajaran pengurus PRM serta Ketua dan Sekretaris Takmir dari enam masjid dan tujuh musala Muhammadiyah di wilayah setempat.

Acara berjalan dengan khidmat di bawah panduan Ustaz Kurnia Pramujiharso, selaku Wakil Ketua PRM Bidang Tarjih Tabligh dan Pembinaan Masjid/Musala. Melalui pertemuan ini, diharapkan koordinasi antar-pengelola tempat ibadah semakin solid demi kemaslahatan umat di lingkungan Tirtonirmolo Barat.

Ketua PRM Tirtonirmolo Barat, Sofriyanto, mengawali acara dalam sambutannya menyampaikan harapan dan latar belakang acara Silaturahmi dan Konsolidasi Takmir.

“Melalui kegiatan ini, khususnya sebagai langkah menyongsong bulan suci Ramadan 1447 H/2026 M, diharapkan dapat terbangun kesepahaman, kekompakan, dan komitmen bersama antar-takmir masjid dan musala Muhammadiyah dalam menguatkan fungsi masjid sebagai pusat ibadah, dakwah, dan pelayanan umat yang menggembirakan dan mencerahkan,” ujarnya.

Sofriyanto menambahkan, “Selain itu, forum silaturahmi dan konsolidasi ini menjadi ruang strategis untuk mempererat ukhuwah, menyamakan visi, serta memperkuat koordinasi, pengelolaan, dan program masjid dan musala dalam bingkai gerakan dakwah Muhammadiyah.”

“Masjid dan musala Muhammadiyah memiliki peran strategis tidak hanya sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai pusat dakwah, pembinaan jamaah, serta penguatan gerakan persyarikatan di tengah masyarakat,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Sofriyanto juga menyampaikan arahan tindak lanjut Edaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah terkait pelaksanaan infak Jumat pada tanggal 12, 19, dan 26 Desember 2025.

“Infak tersebut secara khusus diperuntukkan bagi bantuan kemanusiaan bagi para korban bencana alam di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Seluruh takmir masjid dan musala Muhammadiyah diharapkan dapat menyukseskan program tersebut sebagai wujud kepedulian sosial dan spirit ta’awun dalam Persyarikatan,”

Sofriyanto mengakhiri sambutannya dengan menyampaikan pentingnya penegasan status hukum masjid dan musala Muhammadiyah serta pemahaman yang utuh terhadap Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun 2024 tentang Masjid dan Musala Muhammadiyah.

“Pedoman tentang Masjid dan Musala ini penting untuk menjaga tertib administrasi, kesinambungan pengelolaan, dan arah dakwah masjid sesuai dengan nilai-nilai Persyarikatan,” pungkasnya.

TUNTUNAN RAMADAN
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Ustaz Asep Shalahudin, S.Ag., M.Pd.I. dari Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang juga salah seorang senior Muhamamdiyah di Tirtonirmolo Barat. Ustaz Asep menyampaikan penjelasan mengenai penetapan awal Ramadan dan Idulfitri 1447 H yang telah ditetapkan melalui Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

“Bersamaan dengan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah memberikan penjelasan bahwa setelah melakukan peninjauan ulang terhadap data astronomi global dan validasi terhadap parameter Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT), maka ditetapkan 1 Ramadan 1447 Hijriyah jatuh pada hari Rabu legi tanggal 18 Februari 2026 Masehi. Sedangkan 1 Syawal 1447 H jatuh pada hari Jum at Legi tanggal 20 Maret 2026,” jelas Asep.

“Penetapan tersebut merupakan koreksi terhadap versi awal dalam kalender cetak Muhammadiyah (1 Ramadan = 19 Februari 2026) dan koreksi tersebut dilakukan dalam rangka menjaga akurasi ilmiah integritas keilmuan serta komitmen terhadap prinsip kebenaran dan konsisten dalam penetapan waktu ibadah,” lanjut Asep.

Ustaz Asep yang dikenal sebagai ahli fikih ibadah praktis juga memaparkan beberapa pernak-pernik praktik ibadah yang banyak belum diketahui oleh para takmir masjid dan musala atau masalah-masalah ibadah mendasar dalam Ramadan yang selalu muncul menjadi pertanyaan berulang setiap akan datangnya bulan Ramadan.

“Banyak masalah-masalah mendasar dalam ibadah bulan Ramadan yang belum banyak difahami oleh warga kita atau sering dipertanyakan kembali setiap akan masuk bulan Ramadan, diantaranya, kebetulan besok Idulfitri jatuh pada hari Jumat, masih muncul pertanyaan tentang hukum salat Jumat yang bersamaan dengan 1 Syawal (lebaran Idulfitri) atau 10 Zulhijah (lebaran Iduladha),” tambah Asep.

“Selain itu masalah salat witir, jika sudah salat tarawih dan witir apakah malamnya masih diperbolehkan salat tahajud dan witir kembali, tata cara iktikaf, zakat mal yang dibayar bersamaan dengan zakat fitri, bahkan pemahaman tentang apa yang membatalkan puasa, dan masalah-masalah lain dalam ibadah Ramadan yang sebenarnya kalau kita mau membaca Majelis Tarjih dan Tajdid sudah sangat lengkap referensi dan tuntunannya,” ungkap Asep.

Bagikan