LPCR.OR.ID – Pada Sabtu, 5 Oktober, seluruh anggota komunitas Relawan Gerakan Sedekah Sampah PCM Ngaglik berkemah di area glamping Merbabu 360, Desa Cuntel, Kopeng, Kec. Getasan, Kab. Semarang, Jawa Tengah. Acara ini merupakan bagian dari peringatan Milad pertama gerakan pengelolaan sampah yang berbasis di Masjid KHA Dahlan Ngaglik, Sleman.
Gerakan Sedekah Sampah Muhammadiyah Ngaglik, atau GSSMu PCM Ngaglik, telah menjalankan program sedekah sampah sejak November 2023. Setiap Ahad pahing, para relawan berkumpul di Masjid KHA Dahlan Ngaglik untuk pengajian Ahad pagi sambil membawa sampah anorganik untuk disedekahkan. Setelah pengajian, sampah-sampah tersebut dipilah dan dijual ke pengepul terdekat, dan hasil penjualannya digunakan untuk memakmurkan jamaah pengajian. Setiap Ahad wage, dibuka GSS Mart dan Pasar Sayur GSS Ceria, di mana jamaah mendapatkan kupon pengambilan sayur gratis hasil dari penjualan sampah anorganik.
Dalam rangka memperingati satu tahun pengabdian, camping bersama diadakan untuk seluruh keluarga besar Relawan GSSMu Ngaglik. Acara ini diisi dengan berbagai kegiatan seperti mendirikan tenda, memasak bersama, dan berbagi cerita. Kegiatan malam hari meliputi diskusi ringan tentang sedekah sampah dan perkembangan GSS di Indonesia bersama Ananto Isworo, Ketua LDK PWM DIY dan Founder Gerakan Shadaqah Sampah berbasis Eco Masjid Indonesia.
Ananto, yang dikenal sebagai “Ustadz Sampah Indonesia,” membahas tantangan pengelolaan sampah plastik di Yogyakarta dan Indonesia. Ia menekankan bahwa perubahan mindset sangat penting untuk menyelesaikan 80% persoalan sampah, sementara 20% sisanya berkaitan dengan penyediaan infrastruktur teknologi oleh pemerintah.
Selain itu, Ananto menyampaikan bahwa komunitas ini dapat menjadi sarana kaderisasi untuk masjid dan Ortom di Muhammadiyah. Dengan melibatkan anak-anak dalam kegiatan GSSMu, proses naturalisasi kader dari usia dini dapat dilakukan. Mabrur, Koordinator GSSMu Ngaglik, menambahkan bahwa untuk mendukung anak-anak para relawan, setiap pengumpulan dilakukan bersamaan dengan GSSMu Mini School, yang menyediakan kegiatan pendidikan tentang lingkungan dan pengelolaan sampah.
Acara juga dimeriahkan dengan berbagai kreasi hiburan dari para relawan, termasuk pentas anak-anak serta suguhan lagu dan tari. Pada Ahad paginya, semua peserta mengikuti aktivitas outbound, dipandu oleh relawan dan siswa GSS Mini School.
Dengan slogan “Ubah Sampah jadi Berkah,” GSSMu Ngaglik berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menjaga lingkungan. Ananto menutup acara dengan menginspirasi para relawan untuk mencari tanah wakaf kosong dan mendirikan GSS Eco Edupark. Diharapkan inisiatif ini bisa menular ke PCM lainnya di seluruh Indonesia, menebarkan virus kebaikan.