Oleh: Dea Resita
LPCR.OR.ID – Pada tanggal 23 Desember, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta membuka pendaftaran untuk calon peserta Mubaligh Hijrah. Dengan tekad yang kuat, saya mendaftarkan diri dalam program ini. Setelah melewati beberapa tahap seleksi seperti wawancara, tes kultum, dan tes baca Al-Qur’an, saya bersyukur atas kesempatan diterima sebagai peserta Mubaligh Hijrah Regional.
Pada tanggal 25 Januari, kampus memberikan pelatihan kepada peserta Mubaligh Hijrah, dan sehari setelahnya, kami diterjunkan ke PDM yang berlokasi di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Seni dan Budaya untuk melanjutkan pembekalan. Pembekalan tersebut berlangsung selama dua hari dengan beragam kegiatan, termasuk pemberian materi, sholat berjamaah, dan lainnya. Setelah itu, kami diantar dengan bus yang disediakan oleh PDM ke Masjid Islamic Center UAD, di mana penerjunan resmi oleh PDM dilakukan sebelum kami dibawa ke lokasi masing-masing untuk Mubaligh Hijrah.
Pada tanggal 27 Desember, saya mulai menjajaki lokasi Mubaligh Hijrah di Masjid Al Muttaqien, Dusun Klangkapan II, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman. Sesampainya di sana, saya diterima dengan hangat oleh Ibu P, yang menjadi induk semang, dan Bapak EP, takmir masjid.
Program Mubaligh Hijrah berlangsung hingga tanggal 21 Maret 2025, memberikan saya banyak pengalaman berharga seperti berinteraksi dengan warga, bermain bersama, mengajar TPA, dan banyak lainnya. Selama bulan Ramadhan, tradisi buka puasa bersama di Masjid menjadi salah satu bentuk kebersamaan yang sangat saya hargai. Ibu-ibu di dusun ini aktif mengikuti kajian mingguan dan turut serta dalam menyiapkan takjil.
Namun, saya menyadari bahwa santri TPA Masjid Al Muttaqien kurang mendapat pengajaran secara efektif karena kekurangan tenaga pengajar dan metode yang menarik. Oleh karena itu, saya mengadakan program kerja selama Mubaligh Hijrah, termasuk penyuluhan mengenai menstruasi.
Pada tanggal 5 Maret, saya menyampaikan penyuluhan tentang menstruasi kepada para santri TPA Al Muttaqien, yang melibatkan 19 anak perempuan berusia 10-15 tahun. Kegiatan ini bertujuan memberikan pendidikan seksual yang tepat, pemahaman kesehatan reproduksi, dan mengajarkan perawatan diri selama menstruasi. Para santri sangat antusias, aktif bertanya, dan merasa lebih percaya diri setelah mengikuti penyuluhan ini.
Kesuksesan program dapat dilihat dari respon positif semua pihak, termasuk tanggapan bahagia dari santri dan dukungan kuat dari Ibu P dan warga sekitar. Program penyuluhan ini bisa bermanfaat berkat bantuan partner saya, Mba G. Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang menjadikan Mubaligh Hijrah saya pengalaman yang menyenangkan dan bermakna.
Kedamaian dan rasa kekeluargaan yang saya rasakan selama Mubaligh Hijrah akan selalu membekas. Seiring berakhirnya masa tugas ini, pada tanggal 21 Maret 2025, saya berpamitan kepada warga. Terima kasih kepada pihak kampus, DPL, PDM, takmir masjid, dan semua warga Klangkapan II, yang membuat perjalanan saya ini berkesan. Jazakumullah khairan katsiran.