Seiring berjalannya waktu, setiap manusia akan menua. Mereka yang anak-anak beberapa tahun lalu kini telah menjadi remaja dan pemuda. Begitu juga mereka yang dahulu muda telah menua. Setiap orang datang dan pergi, generasi demi generasi datang dan berlalu. Para tokoh yang dahulu dikenal dan dibersamai juga telah meninggal dunia.
Allah –subhanahu wa ta’ala– cukup banyak berfirman dalam Al-Qur’an yang menerangkan bahwa kematian adalah hal yang pasti bagi setiap yang bernyawa. Seperti yang disebutkan pada Surat Al-Ankabut ayat 57, “Setiap jiwa (yang bernyawa) akan merasakan kematian...”.
Ayat ini menjadi sering disebut dan disampaikan seorang muballigh dalam upacara-upacara kematian seseorang, dan menjadi pengingat yang penting. Bukan hanya sebagai pengingat untuk giat beribadah, melainkan juga memperhatikan kaderisasi.
Karen dunia semakin berkembang, waktu terus berjalan, setiap orang menua dan tidak tahu kapankah usianya berhenti. Sedangkan dakwah menjadi tugas penting bagi setiap muslim, terlebih khusus warga Muhammadiyah.
Kurangnya perhatian pada kaderisasi, terlebih khusus di cabang ranting yang terletak di daerah agak pelosok menjadikan eksistensi dakwah persyarikatan di tempat tersebut terancam berhenti dan tinggal sejarah.
Maka mereka yang senior, bahkan yang ada di organisasi otonom sekalipun perlu memperhatikan dengan baik siapa sajakah yang mampu disiapkan untuk meneruskan kaderisasi persyarikatan. Para junior, kaum muda perlu untuk diberikan ruang dan diperhatikan untuk terus berkembang dan tetap konsisten menjadi kader persyarikatan.
Dalam prakteknya, kaderisasi bisa dilakukan dengan cara mudah yang sifatnya teknis. Dengan memberikan apresiasi atas kerja dan karya kader muda, membangun kedekatan emosional dan komunikasi yang baik dengan kader muda dengan suasana kekeluargaan, memberikan peran dalam program dan kegiatan masyarakat, hingga program-program kaderisasi yang sifatnya formal.
Kaderisasi perlu dimulai dengan nuansa kekeluargaan yang baik, untuk mengurangi adanya kesan pemaksaan yang justru membuat kader muda cenderung kurang nyaman dan merasa mudah kecewa pada persyarikatan.