LPCR.OR.ID – PURWOKERTO, Forum Group Discussion (FGD) yang diadakan dalam Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) LPCRPM 2025 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto turut membahas komitmen Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) dalam memakmurkan masjid Muhammadiyah.
Prof. Dr. H. Irwan Akib dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah hadir sebagai pengantar FDG. Dalam diskusi tersebut, Irwan menekankan bahwa tanggung jawab ada pada kita jika masjid Muhammadiyah dijamah atau diambil alih oleh kelompok lain. “Faktanya, memang kita sendiri, orang Muhammadiyah, yang tidak proaktif menghidupkan masjid,” ujarnya.
Irwan menyoroti bahwa banyak anak muda terutama dari angkatan muda Muhammadiyah lebih memilih berlama-lama di kafe ketimbang di masjid. “Mengapa mereka lebih nyaman di kafe sementara merasa kurang nyaman di masjid?” tanyanya.
Untuk itu, penting bagi Muhammadiyah untuk merancang masjid yang nyaman dan inklusif bagi semua kalangan, khususnya agar menarik bagi anak muda untuk aktif berkegiatan di masjid. Di banyak masjid, sering kali kegiatan bersifat kaku; anak-anak yang menangis disarankan tidak dibawa ke masjid, dan anak muda tidak mendapatkan ruang yang sesuai, dengan kegiatan yang monoton dan kurang fleksibel.
Mengadopsi konsep kafe dan fasilitas seperti day care ke dalam masjid dinilai penting untuk membuat masjid lebih ramah dan menarik. “Ini adalah tugas kita bersama, dan semoga LPCRPM dan AMM dapat bersinergi dengan baik untuk memakmurkan masjid Muhammadiyah,” harap Irwan Akib. (gsh).
Yuk amm, ts, ipm, na, muda muh dll isi kegiatan masyarakat bersama kalian
Tidak semua masjid sama kondisinya, sangat tergantung dengan kondisi lingkungan yang ada di sekitar masjid, yang membedakan adalah tingkat kepedulian warga Muhammadiyah itu sendiri seberapa peduli memakmurkan masjid yang sudah dibangun tersebut.
Banyak hal ditempat saya juga sama khusus hari jumat ada makan siang gratis prasmanan, namun setiap sholat selain jumat juga sepi, karna memang lingkungannya sepi, jadi sangat tergantung lingkungan dan warga muhammadiyah disekitar masjid.
Setuju, ddekat rumah saya ada masjid Muhammadiyah, tp PM nya kurang aktif, pernah buka program ngaji ngratis utk anak anak, dan banyak yg minat,tp stelah berjalan, ini ustadzah n ustadz nya jarang masuk. Ya akhirnya anak anak ini sudah g kesna lagi. Ini mungkin perlu dipikirkan
Setuju, mari kita makmurkan Masjid-Masjid dan Mushalah kita sebagai tempat untuk berintetaksi, bermuamalah dan bermusyawarah sekaligus menjadi arena untuk mencari solusi serta siasah dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Solusi yang sangat bodoh, menunjukkan isinya orang orang kurang ilmu
Mari kita bangun warung kopi di pekarangan mesjid
Betul, yg ngambil musholah di Ranting Muhammadiyah Kayu Jati Rawamangun warga NU,
Semua di ganti ke syestem NU, tanah Luas 310 m wakaf, mohon jika ada simpatisan Muhammadiyah mau bangun mesjid boleh di musyawarahkan,
HP rins 0889 1263 961
Tahun 2003-2005 Sy lihat Masjid Taqwa milik Muhammadiyah di jl Teuku Umar Bojonegoro bisa ditiru. Ada imam besar yg diangkat dan digaji. Walau masih muda, saat itu 29 tahun, ilmu agamanya mumpuni, hafal 30 juz Al Quran, dewasa tak mau diadu dg kelompok lain dalam tanya jawab. Dengan begitu kedudukan pengelola masjid Muhammadiyah tetap kokoh. Sy bukan anggota Muhammadiyah, alm ayah kandung Muhammadiyah tulen, karena dekat rumah sy sholat jamaah ya di situ, ya termasuk pengajian, bahasa arab.
Bismillahirrahmanirrahim
Kadang Masjid Muhammadiyah kurang membumi dan yang disampaikan materinya hanya itu2 saja
Para prm, PCM dan pca dan pra bahkan Ortom ditingkat Cabang kurang berkontribusi terhadap dakwah jama’ah dan gerakan jama’ah di Masjid Wakaf Muhammadyah, bahkan ketakmiran baik imam dan marbot kurang dirurus oleh PCM dan PRM setempat
Ortunya membawa anak, cucu ke masjid, suatu pembelajaran kita sejak dini, walau canda berisik, itu sifat anak balita, Aamiin
Masjid Muhammadiyah dijamah atau diambil alih oleh kelompok lain karena :
1. Statusnya belum terdaftar sebagai milik Muhammadiyah, jadi kadang – kadang jama’ah yang paling dominan pada kelompok tertentu itulah yang menguasai sehingga lama-kelamaan di kuasai dan diambil alih
2. Tidak menyediakan tempat yang menarik dari berbagai segi baik itu tempat atau ruang diskusi, tempat berbisnis dll.
Menurut sy sih nga usah risau klo masjid MU di makmurkan oleh klompok lain, slama mrk msh muslim, beribadah sesuai alqur’an dan sunnah, tdk menyimpang apalagi sesat, tentu pahala jg akan ttp mengalir utk warga MU yg tlah berkontribusi membangunasjid tsbt
Menurut saya Muhammadiyah skrg di masuki oleh oknum yang mengatasnamakan sebagai warga Muhammadiyah dengan sibuk mencari kedudukan di Muhammadiyah. Mencari keuntungan materiil. Saling menyikut. Kurang peduli dengan pembangunan dan kemajuan Muhammadiyah. Sehingga mudah di susupi diambil alih oleh pihak lain. Saya bisa berpendapat seperti ini karena saya mengalami sendiri sebagai warga Muhammadiyah yang mempertahankan Muhammadiyah malah di buang oleh oknum yang mengatasnamakan Muhammadiyah. Sempat saya membenci Muhammadiyah. Akhirnya saya sadar bahwa yang terjadi sebenarnya karena ulah oknum yang mengatasnamakan Muhammadiyah dan berebut kekuasaan di tingkat Muhammadiyah. Mohon maaf jika perkataan saya menyinggung.
Ajaran muhamadiyah yg sekarang sama muhamadiyah yg dulu jauh beda,kalau ajaran muhamidayah yg dulu masih Istiqomah sama ajaran Sunnah,
Penamaan Masjid Muhammadiyah menjadi sesuatu yg paradox, mestinya Masjid Yang Didirikan di tanah wakaf yg diamanatkan ke Muhammadiyah. Konsep memakmurkan Masjid akn lebih tepat jika menjadikan Masjid sebagai episentrum peradaban Islam. Keberadaan Masjid hrs menjadi solusi permasalahan yg dihadapi oleh umat Islam. Masjid hrs mampu bertransformasi menjadi Islamic Center yg dilengkapi sarana dan prasarana seperti Perpustakaan yg komplit utk mendukung dakwah kajian kellmuan, baik itu ilmu2 Tauhid maupun ilmu terapan sosial kemasyarakatan. Perpustakaan jg hrs didukung oleh lembaga pelatihan kerja, lembaga kajian keilmuan agama berbasis kitab seperti Kitab Tauhid, Al Hikam Ihya dll. Materi LPK nya jg hrs yg kekinian, sebagai road map utk membangun market syariah. Niscaya generasi milenial dan gen Z akn gembira bangga dgn status Remaja Masjid.
Meseharusnya pengurus.masjid.itu.haruskreatip untuk memakmurkan masjid..kegitan ibu2 juga harus di hidupkan linkungan harus merasa.memiliki..pemuda Muhammadiyah..harus juga punya gahasan..dan bersabar mrmbina anak2 di sekitar Masjid.untuk di kumpulkan di ajari ngaji..juga kegiatan lain.yg.mendukung.anak2 menyintai Masjid nya..ini kan perlu proses..janka panjang.
Namun ini..jarang..para.pemuda..atau prngurus..yg.bisa bertahan..menghadapi..masalah..ini..hampir rata2.menyerah..sebelum bertanding..karena yg.di bina hanya 2 atau 3 orng..sehingga..Masjid2.Muhammadiyah..menjadi sepi..ahirnya..orang lain yg.punya gagasan ide2 untuk.para anak2.kecil atau pemuda..lebih..tertarik..sm.kelompok.di.luar Muhammadiyah…
Menjadi pengurus masjid memang perlu keikhlasan. Dalam memajukan masjid salah satunya usaha beramal bersama2 untuk memberikan makanan kepada jamaah berupa nasi untuk diberikan kepada jamaah sekitar dan orang yg mampir di masjid agar salah satu kebutuhan manusia yaitu makan terpenuhi
Bismillah wilujeng enjing ka sadaya wargi utamina para PRM, PCM seiring dengan semangat-gembira meningkatkan kualitas Kemakmuran Masjid, bagaimana kalau kita serius memulai dengan tertib pelaksanaan sholat jumat yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan. Kita lebih bersemangat hadir di mesjid tepatnya 15 menit sebelum zuhur dan langsung mengisi rapat shaf depan pertama, kedua dst. Kita atur contihi jamaah tidak mengisi shaf kedua selagi shaf pertama masih belum lurus rapat dst. Kedua kita hidupkan pelaksanaan shalat intidzor sampai khotib naik mimbar. Bila ini bisa kita laksanakan ini secara bersama di semua masjid kita, baru kita tularkan ke masjid di sekitar kita. Kalau, belum bisa melaksanakannya, maka kita sama saja membiarkan kondisi masyarakat kita yg centang pemenang. Lha di mesjid saja kita tidak mampu melaksanakan tertib mesjid khususnya shalat jumat, kecik peluang kita bisa hidup tertib di luar masjid. Nashtun minalloh..
Banyak musa yg ambil alih masjid muhamdyah dan NU , karena generasi mudanya ogah lama2 di masjid….
Mengapa bisa terjadi, karena :
1. Kajiannya kurang menarik (materi, pemateri)
2. Bacaan imam sholat kurang bagus
3. Sikap ketauladaan pengelola masjid kurang
Pencerahan yang sangat baik sekali
Mengapa bisa terjadi, karena :
1. Kajiannya kurang menarik (materi, pemateri)
2. Bacaan imam sholat kurang bagus
3. Sikap ketauladaan pengelola masjid kurang
Semoga saya bisa ikut ngiri uri aset masjid milik Muhammadiyah dilingkungan say
Metode pembinaan dan dakwah Islam harus revisi. Cara lama berupa ceramah monoton tidak efektif dan ketinggalan jaman. Materi khutbah dan ceramah harus update jangan mengulang ulang materi lama membosankan
Salut,,,,semoga segera bisa terwujud.
Pengen liat masjid yg ada Wifix agar gen z tertarik unruk k mesjid
Setuju, tapi jangan sampai masjid kehilangan karakteristik sebagai tempat dzikir kepada Allah, sbg. manifestasi dari tawarub kepada Allah
Assalamualaikum.wr.wb.artikel ini mengingatkan kita betapa pentingnya warga Muhammadiyah kembali merawat dan memakmurkan masjid.babkan ada disuatu masjid yang tanah wakaf atau Nazirnya dari Muhammadiyah mau dipasang Prasasti tulisan Muhammadiyah ditolak oleh jamahnya dari golongan lain.semoga tidak terjadi didaerah lain.Wslm.wr.wb.
Mesjid Muhammadiyah Uswatun Hasanah di Daan Mogot Pesing seperti nya diambil alih oleh kelompok lain sebuah madzhab piqhih minded.
Juga kaderisasi yg mandeg akan memperlemah muhammadiyah diberbagai hal
Saya setuju apa yg di sampaikan pak Irwan memang masjid Muhammadiyah itu memang generasi muda yg meramaikan dan menghidupkan syiar2 keagamaan ide ide kreatif yg di milikinpenuda di ekspresikan di masjid tersebut agar menarik minat para jamaah demikan
Alhamdulillah. Pemikiran ttg pentingnya mengajak (calon) jamaah hadir d masjid..banyak masjid skr ini yg isinya melulu manula. Sepi anak” muda. Maka upaya tuk menggaet jamaah muda sangat oenting dilakukan.
Setuju 100%.
Setuju, AMM perlu mjd motor dlm memakmurkan masjid.
Kita perlu reorientasi dlm memakai fungsi masjid shg masjid mjd ramah utk semua umur, golongan n profesi.
Mari kita mulai teman2 🙏
Tahun 2003-2095 Sy lihat Masjid Taqwa milik Muhammadiyah di jl Teuku Umar Bojonegoro bisa ditiru. Ada imam besar yg diangkat dan digaji. Walau masih muda, saat itu 29 tahun, ilmu agamanya mumpuni, hafal 30 juz Al Quran, dewasa tak mau diadu dg kelompok lain dalam tanya jawab. Dengan begitu kedudukan pengelola masjid Muhammadiyah tetap kokoh. Sy bukan anggota Muhammadiyah, karena dekat rumah sy sholat jamaah ya di situ, ya termasuk pengajian, bahasa arab.
Ada hal yg terlupakan oleh muhammadiyah yaitu lemahnya penkadetan generasi santri.
MD baru tersadar pentingnya kader ulama belum lama ini. Dan MD lemah disisi itu. Maka ponpes Gontorlah yg mendidik kader ulama. Sumbangsih gomtor pd muhammadiyah diakui atau tdk bisa dibaca dg hadirnya PROF DIN sebagai PP MD kala itu.
Salaaaah kalau konsep menghidupkan masjid ala kafe atau day care , pada ujungnya pemuda hasilnya ya tak jauh dari kehidupan dunia yang hanya sebatas daya tarik tapi tak punya akidah yang mantab, lebih baik dihimpun di isi kajian kajian yang mendasar hilangkan konsep kehidupan dunia isi konsep kehidupan akherat dengan berbasis hidayah
Ana munafik dengan antum akh
Setuju ..masjid Muhammadiyah ya kewajiban warga untuk menjaga mengisi menakmurkan ..dah yang sudah dikuasi org lain jika itu milik Muhammadiyah ayo kita minta kembali dan di makmurksn oleh kita warga Muhammadiyah
Benar di daerah saya juga sama ,masjid wakaf dari orang ke muhammadiyah tidak di urus ,ada wakaf tanah 10 tumbak untuk muhammadiyah sudah 30 tahun tdk dibangun malah terbengkalai,di daerah garut jabar
Agar masjid banyak dikunjungi anak- anak muda sebaiknya disana disediakan air panas dan bermacam -macam kopi sachet dan juga disediakan wifi gratis pasti mereka betah berlama-lama di masjid.
Kebanyakan penceramah hanya menekankan kesalehan spiritual (ibadah utk diri sendiri) jarang sekali ada penceramah yang menekankan dahsyatnya kesalehan SOSIAL
Assalamualaikum wr.wb
Ide yang bagus. Masjid harus menjadi pusat sosial masyarakat. Masjid harus paham apa kebutuhan masyarakat. Bahkan Masjid punya database kondisi sosial ekonomi masyarakat
Setuju banget
Dg FGD tsb, semoga diperoleh solusi, dapat diketahui apa yg perlu diperbaiki baik di manajemen mesjid, pelayanan thd makmum dari semua kalangan bahkan bisa memberikan dakwah kpd umat lain
Urun rembuk:
1. Siapkan ulama yang kuat ilmunya tetapi mampu mengikuti tren kekinian.
Sehingga jama’ah bisa menikmati bacaan Imam yang merdu tetapi juga bisa memahami jama’ah, kadang bacaan yang panjang, kadang sedang dan bahkan pendek.
Khutbah, kajian dan ceramahnya mudah dipahami dan menarik.
2. Sadarkan orang-orang kaya agar sadar berinfak dan zakat serta gemar bersedekah.
3. Berkolaborasilah kaum cendekiawan dengan ulama untuk bersama membina dan menggerakkan jama’ah.
4. Jangan lupa dan jangan lelah terus berdoa, terlebih bagi kaum dhu’afa’.
5. Bagi yang sudah berhaji/umroh diingatkan untuk menggapai dan mempertahankan kemabruran dengan menjaga jama’ah shalat dan gemar bersedekah.
Sudah kejadian di Denpasar
1. Sholat jama’ahnya jgn kelamaan, sudah gak relevan ma jaman.
2. Libatkan ibu2 untuk kegiatan di masjid. Forum ngaji atau kataman quran.
Intinya karena terlambat atau lalai orang tua mendidik anak sholat ke masjid sejak usia dini seperti perintah Rosulullah..
Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhu, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِعِ
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka“. (HR. Abu Daud no. 495. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih
Artinya bukan dalih dan tidak ada hubungannya warga MU tak rajin Sholat di Masjid bukan karena Masjid tak senyaman seperti senyaman kafe.. tapi tidak dididik sholat ke masjid sejak usia dini..
Secara pribadi saya agak kurang sreg dgn diksi “diambil alih orang lain” krn jadi terkesan meng exclusive kan diri, padahal “orang lain” yg disebutkan itu masih sesama Muslim walaupun mungkin berbeda organisasi maupun manhajnya. Menurut hemat saya, ketimbang fokus meng exclusive kan diri seperti itu, lebih baik kita kembali kpd khittah awal saat KHA Dahlan mendirikan organisasi ini yaitu menjadi gerakan tajdid yg diantaranya adalah membasmi TBC. Saat ini klo mau jujur banyak sekali TBC yg kembali dilakukan di tengah masyarakat termasuk oleh warga organisasi ini.